Aksara, Keniscayaan Sebuah Perdaban

0
690

 

Teks oleh Amalia Fildzah Adhani

Ilustrasi oleh Gradien Kosmik

 

Peradaban umat manusia sangat dipengaruhi oleh revolusi persepsi yang lahir dari wujud aksara. Aksara membawa gelombang perubahan dalam keberlangsungan hidup sebab ia bukan lagi sebatas simbol maupun sebuah huruf. Lebih jauh lagi, aksara mampu mewakili kata, kalimat dan makna-makna dalam fonetik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aksara adalah sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran. Tentu tak terbayang akan seperti apa eksistensi manusia sebagai makhluk sosial tanpa keberadaan aksara.

Kerajaan zaman terdahulu – seperti Bangsa Sumeria yang berada di daerah antara sungai Efrat dan Tigris (sekarang Irak), China, Mesir Kuno dan lain-lain – memperoleh kemajuan pesat di bidang peradaban dalam masa 10.000 tahun semenjak mereka menemukan tulisan. Peningkatan taraf hidup ini terbukti jauh lebih besar dibanding apa yang dicapai masyarakat Zaman Batu selama kurang lebih dua juta tahun (Santoso, tt:19-20).
Penemuan lambang oral hingga akhirnya berupa tulisan memang menjadi suatu prestasi yang dicapai umat manusia pada peradaban klasik. Bentuk-bentuk seperti cap tangan di dinding gua hingga ukiran atau sayatan di atas batu yang dipersembahkan penyair kepada raja mereka adalah salah satu contoh upaya umat manusia dalam meningkatkan akses keberaksaraannya.

Perkembangan aksara dari tradisi oral menuju tradisi menulis juga memegang andil dalam dunia ilmu pengetahuan. Berbagai penelitian yang lahir mampu tertuang dalam bentuk yang lebih otentik hingga bertahan melampaui ruang dan waktu. Peristiwa-peristiwa penting dapat direkam manusia untuk menjadi pedoman. Catatan yang kemudian mereka sebut “Sejarah” ini kiranya mampu menggerakkan sendi-sendi kehidupan dalam mempelajari masa lalu dan menentukan sikap di masa kini.

Tingkat kesejahteraan yang selalu berbanding lurus dengan angka melek huruf suatu bangsa menjadi bukti bahwa hingga saat ini aksara masih terus memberikan sumbangsih besar dalam peradaban. Memang benar, aksara merupakan keniscayaan sebuah peradaban. Sebab keberaksaraan adalah hak dasar setiap manusia untuk membuka jalan akan hak-hak universal lainnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here