Judul Film: Can You Ever Forgive Me? | |
---|---|
Tahun Rilis: 2018 | |
Sutradara: Marielle Heller | |
Genre: Biografi, Comedy, Crime | |
Durasi: 107 Menit | |
Produser: Anne Carey, Amy Nauiokas, David Yarnell |
Penulis: Muh. Affan Afif Ismunandar | Gambar: imdb.com
Can You Ever Forgive Me berasal dari adaptasi buku autobiografi Lee Israel yang berjudul sama. Film ini bercerita tentang dirinya seorang penulis biografi terkenal yang sudah kehilangan popularitasnya. Di awal film, kita dapat melihat krisis ekonomi yang dihadapi oleh Lee, dan juga penggambaran sifatnya yang melenceng. Semuanya ia lakukan untuk bertahan hidup. Seiring berjalannya film, kita juga dapat mengetahui alasan pudarnya popularitasnya.
Film ini cukup menggambarkan garis keras feminisme dimana Lee sendiri merupakan seorang ikon feminis. Wanita berumur sekitar 50-tahunan ini tinggal bersama kucingnya di sebuah apartemen tua. Lee sendiri merupakan seorang alkoholik yang bisa dibilang berperangai kasar kepada lingkungan sekitarnya sehingga ia sulit untuk menemukan teman. Pada suatu hari, kucingnya sakit dan dia harus membawanya ke dokter. Namun karena masalah finansial, dia harus menjual beberapa koleksi surat pribadinya dengan penulis-penulis ternama kepada seorang kolektor buku. Hal ini menarik perhatiannya sebab ia mendapatkan uang yang lumayan banyak dari menjual surat-surat pribadinya itu. Suatu hari Lee kembali menemukan dua buah surat pribadi dari penulis ternama dalam sebuah buku di perpustakaan. Setelah memperlihatkannya kepada kolektor, Lee berhasil mendapatkan uang yang cukup banyak.
Akhirnya Lee memutuskan untuk menghentikan proyek tulisannya dan membuat surat-surat palsu menggunakan nama penulis besar untuk penggemar-penggemarnya. Demi melakukan hal tersebut, Lee rela membaca buku-buku mereka agar bisa memahami gaya khas para penulis tersebut. Lee juga melakukan riset tanda tangan para penulis terkenal. Uang yang dia dapatkan dari memalsukan surat membuatnya ketagihan dan terus menerus membuat surat-surat palsu. Dalam melakukan tindak kriminal tersebut, Lee tidak bekerja sendiri. Dia dibantu oleh seorang teman lamanya Jack Hock yang juga merupakan mantan penulis. Dalam aksinya, mereka berdua bekerja sama dimana Lee membuat pemalsuan tulisan dan Jack yang beraksi sebagai penjual kepada kolektor.
Film ini mengajarkan kita tentang makna kehidupan. Bagaimana mencari nafkah dalam proses bertaha hidup. Bahwa apapun harus kita lakukan demi mencukupi kebutuhan. Lee menjadi sosok yang tangguh dan siap menghadapi segala konsekuensi yang akan dia hadapi. Dia tidak takut akan hal itu.
Selain ceritanya yang menarik, film ini juga memanjakan penontonnya dengan warna yang hangat dan sinematgorafi yang cantik. Tak hanya memanjakan mata namun film ini juga memanjakan telinga kita dengan lantunan lagu-lagu jazz yang enak didengar seiring berjalannya film.
Oleh : Satriulandari Foto : Dokumentasi Pribadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unhas raih juara tiga…
Oleh: Putri Aliqa Umayyah Ilustrasi: Pinterest Di sebuah rumah yang sederhana, terdapat seorang wanita yang…
Oleh: Muh. Cahyo Dherian Ilustrasi: Widya Juniaty Dikeramaian yang memekakkan telinga, terdapat seorang anak yang…
Tulisan : Muhammad Alfaridzi Foto : Muhammad Alfaridzi Kegiatan Basic Public Relations (PR) Class yang digelar di…
Penulis: Jessy Marty R. Loardi Editor: Satriulandari Foto : KIFO KOSMIK Basic PR Class kembali diadakan…