Oleh: Putri Adila
Identitas Buku
Judul : Cantik Itu Luka
Pengarang : Eka Kurniawan
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2002
Tahun Cetakan : Juli 2022 (Cetakan ke-27)
Ketebalan Buku : 514 halaman
Edisi Buku : Edisi 20 Tahun HC
ISBN : 978-602-03-1258-3
Dewi Ayu, seorang perempuan keturunan antara orang Belanda dan Pribumi yang hidup pada akhir masa kolonial. Memiliki nasib yang tragis karena menjadi tahanan dan pemuas nafsu para prajurit kala itu. Sampai pada akhirnya terpaksa menjadi seorang pelacur, membuatnya menjadi pribadi yang sebagian besar tutur katanya bermakna satir. Berkat pekerjaannya itu, lahirlah 4 bayi perempuan dari rahimnya tanpa diketahui siapa sosok ayah dari bayi-bayi tersebut.
Novel ini bermula dari seorang perempuan tua yang tiba-tiba bangkit dari kuburnya setelah dua puluh satu tahun dimakamkan oleh penduduk sekitar. Awal kebangkitannya disertai beberapa bencana alam seperti gempa bumi dengan badai angin dan hujan yang terus mengguyur. Membuat kuburannya bergoyang, nisan dan rerumputan di sekitarnya melayang di udara dan berhamburan tertiup angin. Perempuan tua yang bangkit dari kematiannya itu dikenal dengan nama Dewi Ayu.
Dewi Ayu, dulunya seorang pemuas nafsu tentara Jepang dan Belanda. Karena kecantikan nya, ia diincar agar dapat berbagi kehangatan di tiap malamnya. Bahkan di usianya yang ke 51 tahun, kecantikannya tidaklah memudar berkat kemampuannya merawat diri. sehingga hal ini seringkali menimbulkan kecemasan para perempuan di sekitarnya karena takut kekasih dan suami mereka tergoda dengan Dewi Ayu.
Kesempurnaan ibu empat anak itu rupanya tidak terlepas dari campuran gen keturunann Belanda dari kakeknya. Nenek kandungnya sendiri hanyalah seorang gundik penduduk asli pribumi. Novel ini tidak hanya menggambarkan dunia malam yang identik dengan hubungan intim saja karena para pembaca diajak untuk melihat sejarah bumi nusantara sebelum merdeka melalui goresan Eka Kurniawan ini.
Dalam tulisannya diceritakan pula bagaimana para lelaki Pribumi melakukan pemberontakan atas penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Belanda, Jepang dan Inggris sampai masa merebut kemerdekaan dan peristiwa G30S/PKI. Diceritakan pula usaha sang shodancho (prajurit masyarakat yang pernah sekolah pada tingkat menengah pertama) melawan kolonial dalam perang gerilya. Sampai pada penemuan secarik kertas dalam mulut seorang mayat yang telah dibunuh oleh tentara Jepang, bertuliskan proklamasi.
Novel Cantik Itu Luka mempunyai alur mundur yang bercerita tentang masa lalu setiap para tokohnya, baik itu tokoh utama, tokoh anak-anaknya ataupun masa lalu dari beberapa tokoh-tokoh pembantu lainnya.
Kelebihan Novel Cantik itu Luka
Salah satu novel karya Eka Kurniawan ini, tidak pernah terlepas dari penggunaan bahasa yang sangat indah, penggunaan kalimatnya yang mampu menggambarkan setiap karakter dari tokoh, menceritakan suasana yang dapat dibayangkan, serta emosi yang tertuang dalam tulisannya tidak berlebihan.
Yang menarik dari novel ini, salah satunya juga berasal dari alurnya. Bagaimana penulis menceritakan secara detail kehidupan para tokohnya, sehingga pembaca dapat melihat sebab-akibat suatu peristiwa dapat terjadi, karena mereka semua saling berkesinambungan. Selain itu, cerita sejarah versi novel ini dapat membuat pembaca lebih tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa saja yang terjadi pada masa kolonial dahulu, serta bagaimana tentara kita mendapatkan ilmu dari pelatihan para tentara Jepang dulunya.
Pesan Moral Novel Cantik itu Luka
Kesempurnaan rupa adalah hal yang didambakan oleh setiap wanita, tak jarang mereka menganggap jika memilikinya maka mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan di dunia, dan terkadang lupa bahwa ada takdir mutlak, sesuatu yang tidak dapat diubah oleh siapa pun.
Dewi Ayu mempunyai kecantikan paripurna, namun dirinya tidak dapat melawan takdir, tidak dapat melawan ketika dijadikan tahanan, tidak dapat memberontak ketika dipaksa menjadi seorang pelacur oleh keadaan. Pada akhirnya kesempurnaan dan kecantikan yang melekat pada seseorang tidak selalu membawa ke hal yang positif.
Novel ini memberitahu pembaca bahwa hukum sebab-akibat itu nyata. Apa yang kita perbuat di masa lampau, akan selalu ada ganjarannya di masa depan. Berperilaku baik dan bertutur kata sopan kepada setiap orang bukanlah hal yang merugikan
Profil Pengarang Novel Cantik itu Luka
Eka Kurniawan lahir di Tasikmalaya, 28 November 1975. Eka Kurniawan menyelesaikan studi dari Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada, 1999. Skripsinya berjudul Pramodya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosial yang telah diterbitkan sebanyak dua kali.
Eka menekuni dunia kepenulisan sejak SMA dan telah menerbitkan cerpen pertamanya yang berjudul Hikayat Si Orang Gila yang dimuat di harian Bernas di Yogyakarta. Adapun novel pertama nya berjudul Cantik Itu Luka (2002) dan disusul karya-karya berikutnya diantaranya Lelaki Harimau (2004), Gelak Sedih (2005), Cinta Tak Ada Mati (2005), Kumpulan Budak Setan (2010), Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014), Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi (2015).
Di tahun 2015, novel Cantik Itu Luka berhasil masuk ke dalam daftar 100 buku terkemuka di The New York Time dan membuat Eka mendapat penghargaan World Readers Award setahun setelahnya. Novel tersebut telah diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa. Selain itu, Eka juga memperoleh beberapa penghargaan lainnya, seperti penghargaan Prince Claus di tahun 2018 dari kerajaan Belanda dan Emerging Voice di tahun 2016 di New York.
Oleh: Putri Aliqa Umayyah Ilustrasi: Pinterest Di sebuah rumah yang sederhana, terdapat seorang wanita yang…
Oleh: Muh. Cahyo Dherian Ilustrasi: Widya Juniaty Dikeramaian yang memekakkan telinga, terdapat seorang anak yang…
Tulisan : Muhammad Alfaridzi Foto : Muhammad Alfaridzi Kegiatan Basic Public Relations (PR) Class yang digelar di…
Penulis: Jessy Marty R. Loardi Editor: Satriulandari Foto : KIFO KOSMIK Basic PR Class kembali diadakan…
Penulis: Kayla Aulia Djibran Editor: Satriulandari Foto : KIFO KOSMIK Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) melalui…