Oleh : Jessy Marty
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari seorang komunikator kepada seorang komunikan. Lantas, apa peran AI dalam komunikasi?
Artificial Intelligence (AI) sudah menjadi hal yang seringkali didengarkan oleh masyarakat, terutama terhadap kaum muda. AI merupakan perangkat kecerdasan buatan yang meniru kecerdasan manusia sehingga mampu melakukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh manusia dalam bidang kecerdasan. Di era digital, hal yang seringkali menjadi kegunaan AI bagi manusia adalah sebagai sarana penyedia informasi atau jawaban. Seringkali manusia menanyakan pertanyaan ke AI menggunakan prompt, dan dilanjutkan dengan AI menjawab pertanyaan tersebut. Namun, apakah proses ini dapat disebut sebagai proses komunikasi?
Komunikasi merupakan proses pertukaran pesan antara dua pihak atau lebih. Harold D.Lasswell, seorang ilmuwan politik, menganalisis proses komunikasi menggunakan lima pertanyaan: “ Who? says what? in which channel? to whom? with what effect?” Inilah yang kemudian menjadi lima unsur dari komunikasi linear: komunikator/sumber, pesan, media/channel, komunikan/penerima, dan efek. Jika merujuk ke definisi komunikasi sebagai proses pertukaran informasi, dapat ditemukan hubungan yang linear terhadap komunikasi antara AI dan Manusia dimana manusia memasukkan bahasa perintah, yang kemudian AI menyediakan jawaban, dan sebaliknya.
Dalam unsur komunikasi, komunikator merupakan sumber informasi atau pesan yang akan ditujukan. Pesan merupakan kandungan informasi yang disampaikan oleh komunikator. Media atau channel merupakan saluran yang digunakan dalam berkomunikasi, contohnya media sosial, media cetak, dsb. Komunikan merupakan penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator, sedangkan efek merupakan hal yang menjadi umpan balik atau respon dari komunikan terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator. Hal yang menjadi suatu perdebatan bagi banyak orang adalah kedudukan AI dalam komunikasi. Beberapa orang mengatakan bahwa AI berperan sebagai media yang menyalurkan informasi, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa AI mampu menggantikan peran komunikator dalam proses pertukaran informasi.
Alasan utama mengapa AI dianggap berperan sebagai media dalam proses pertukaran informasi ini adalah karena AI mengantarkan hasil informasi yang diberikan oleh manusia ke manusia lainnya. Dalam memahami peran AI dalam berkomunikasi, tentunya pertama-tama harus diketahui bagaimana AI menerima dan menyediakan informasi.
AI menerima informasi dengan cara menyerap dan menganalisis data-data yang diberikan kepadanya. Hal ini disebut sebagai kegiatan decoding . Hal ini termasuk bahwa AI dapat menyimpan informasi yang telah disampaikan sebelumnya. Dengan informasi-informasi ini, AI menyajikan kumpulan data yang telah diserap dan analisis sebagai jawaban dari bahasa perintah yang dimasukkan manusia. Hal ini disebut sebagai kegiatan encoding . Ketika manusia memasukkan bahasa perintah, AI akan menyerap bahasa perintah tersebut dan memberikan sebuah jawaban.
Fenomena ini sejajar dengan model komunikasi interaksional oleh Osgood dan Schramm. Model komunikasi ini menekankan pada tiga kegiatan yang dilakukan oleh kedua pihak dalam komunikasi: decoder, interpreter, dan encoder . Encoder merupakan kegiatan dalam memasukan sebuah makna atau kode ke dalam pesan. Di sisi lain, decoder merupakan suatu kegiatan dalam menerima pesan yang telah di- encoding menjadi hal yang lebih sederhana sehingga dapat dipahami oleh pihak tersebut, sedangkan interpreter merupakan kegiatan menganalisis dan memahami makna atau kode yang telah di- decoding .
Berdasarkan model komunikasi interaksional Osgood dan Schramm, manusia akan terlebih dahulu melakukan encoding terhadap pesan yang ingin disampaikan kepada AI, dimana manusia merancang bahasa perintah ( prompt ) untuk AI. Setelah mengirimkan pesan, AI akan melakukan decoding terhadap bahasa perintah yang telah dimasukkan oleh manusia. Kegiatan ini dikenal dengan bagaimana AI mencari tahu makna atau kode dari bahasa perintah yang disampaikan. Cara AI melakukan interpreter adalah dengan menganalisa dan mengumpulkan informasi dalam rangka menjawab bahasa perintah yang diberikan. Kemudian, AI akan melakukan encoding terhadap susunan informasi yang telah didapatkan, ke dalam bentuk teks yang dirapikan agar mudah dimengerti oleh manusia. Ketika pesan tersebut telah tersampaikan, manusia akan melakukan decoding, interpreting, dan encoding terhadap pesan yang disampaikan. Lantas, apa media atau saluran yang digunakan dalam berkomunikasi dengan AI?
Media yang digunakan dalam berkomunikasi dengan AI adalah platform-platform yang menyediakan AI, baik seperti media sosial, maupun website khusus yang menyediakan teknologi AI. Contohnya; Grammarly, Google Docs, dan bahkan ChatGPT. Maka dari itu, dari kasus ini, dapat disimpulkan bahwa AI bekerja sebagai komunikator maupun komunikan layaknya berkomunikasi bersama manusia.Tak hanya itu, jika AI mengadaptasi konsep Work Made for Hire dari Hukum Hak Cipta di Amerika Serikat, komunikasi antara AI dan Manusia layaknya seperti seorang pekerja dan seorang bos. Dalam hal ini, manusia menyuruh AI dalam membuat konten tulisan dan AI membuat konten tulisan tersebut, sehingga pemilik dari konten tertulis tersebut merupakan kepemilikan dari AI itu sendiri.
Lantas, jika AI dapat berkomunikasi layaknya seperti manusia, apakah yang sepatutnya dilakukan? Dengan adanya teknologi AI yang turut membantu dalam pekerjaan manusia, maka sepatutnya jika AI digunakan secara bijak dan profesional. Walau AI telah banyak membantu pekerjaan manusia, banyak orang telah menggunakan AI sebagai sarana untuk melakukan kejahatan. Hal yang sedang marak seperti pembuatan deepfake , informasi palsu, hingga pembocoran data pribadi seseorang. Hal ini terjadi karena masih kurangnya kurangnya regulasi hukum di Indonesia terkait Artificial Intelligence . Maka dari itu, layaknya masyarakat Indonesia menggunakan teknologi AI dengan bijak
Oleh: Nadim Bintang Rumah adalah tempat di mana kita berlindung, bertumbuh, dan berbagi cerita. Namun,…
Oleh : Andi Erika Yuniarsi Di bawah kepemimpinan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Jamaluddin Jompa,…
Oleh : Satriulandari Perkenalkan inovasi FinPlan App Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unhas sabet dua kategori…
Tulisan Oleh : Satriulandari Foto Oleh : Dokumentasi Pribadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unhas raih…
Penulis: Zulkarnaen Jumar Taufik Foto: Zulkarnaen Jumar Taufik Editor: Satriulandari Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Sesksual,…