Kosmik

Kebenaran Ilmu Pengetahuan dan Filsafat sebagai Mother of Science

Penulis : Tim Baruga dan CSC

Pengetahuan merupakan salah satu subjek terpenting dalam peradaban manusia. Sebagaimana yang disebutkan oleh Aristoteles bahwa Manusia dikenal sebagai makhlukyang ingin tahu.

Pada kajian epistemologi sendiri, pengetahuan telah dibahas berkali-kali. Terkait hal-hal yang berhubungan dengan pengetahuan, seperti apa itu pengetahuan? Apakah menungkinkan bagimanusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar?

Pengetahuan yang dianggap benar tersebut bisa dikenal dari mana saja, mulai panca indra, khayal, perasaan, hingga akal. Namun, tidak semua pengetahuan itu merupakan kebenaran.

Lantas, seperti apa pengetahuan yang mengandung kebenaran itu?

Untuk memahaminya, perlu dipahami terlebih dahulu 4 tingkatan dalam proses pengenalanatau mendapatkan pengetahuan bagi manusia. Nah, berikut 4 tingkatan ilmu yang dihimpundari diskusi Communication Study Club (CSC):

1. Ilmu Hissi

Ilmu hissi merupakan ilmu yang paling dasar atau paling rendah tingkatannya. Pada proses mendapatkan ilmu, manusia menggunakan semua panca inderanya. Sehingga semua konsepyang didapatkan yaitu melalui panca indera.

2. Ilmu Khayal

Selanjutnya yaitu ilmu khayal yang merupakan pengembangan dari ilmu hissi. Implementasinya yaitu ketika seseorang mengkonsepkan sesuatu melalui panca inderanyakemudian mengkhayalkan konsep tersebut.

Contohnya, ketika seseorang melihat pohon dengan panca indera penglihatan. Bersamaandengan itu, seseorang tersebut telah mengetahui wujud dan kata emas dari indera penglihatandan pendengaran. 

Maka ketika kata ‘pohon emas’ disebut, seseorang tersebut bisa mengkhayalkan bagaimanabentuknya. Ilmu khayal ini akan membuat seseorang membayangkan seperti apa pohon emasitu. 

3. Ilmu Wahmi

Ilmu wahmi merupakan ilmu yang mencakup segala hal yang dirasakan dengan perasaan. Disadur dari mudanews.com, manusia memiliki kemampuan mengenal sesuatu yang tidakpernah dilihat, dengar, cium, dan kecap. Tetapi, manusia bisa merasakannya berada di dalamdiri.

Hal yang dirasakan manusia tersebut bukanlah benda-benda materi yang punya ukuran, melainkan perasaan akan sesuatu yang non materi dan tidak terukur.

4. Ilmu Aqli

Terakhir, yakni ilmu aqli atau akal. Ilmu akal ini memiliki ciri-ciri yakni bersifat logus. Ilmuini terdapat pada manusia yang memiliki akal dan berpikir secara logis. 

Dari keempat ilmu di atas, tiga di antaranya yakni ilmu hissi, khayal, dan wahmi tidak dapatdigunakan untuk menentukan kebenaran. Tingkatan ilmu yang bisa menentukan salah dan benar yakni ilmu akal atau aqli. Inilah ilmu yang paling tinggi pada manusia sebabmenggunakan keberpikiran atau intelektualitas.

The Mother of Science

Ketika berbicara tentang ilmu pengetahuan, maka akan selalu ada kaitannya dengan filsafat. Filsafat merupakan alam berpikir atau alam pikiran. Sehingga aktivitas berfilsafat berartiwacana atau perbincangan mengenai segala hal secara sistematis. Tujuan dari perbincangantersebut yaitu menemukan hakekatnya, seperti kebenaran, kebaikan, dan keindahan. 

Belajar filsafat membantu seseorang berpikir benar sekaligus membantu memahami ilmusecara radikal atau mengakar. Maka dari itu, penting bagi seseorang untuk mempelajari ilmufilsafat ini. 

Menurut Socrates dan Plato, filsafat merupakan pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada. Sementara, Aristoteles mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputikebenaran. 

Ilmu filsafat membicarakan tentang fakta dengan dua langkah. Pertama mengajukan kritikmakna yang umumnya berupa pertanyaan pada terkait sebuah fakta. Kemudian menarikkesimpulan yang bersifat umum dari fakta tersebut.

Meski prosesnya dilakukan melalui pertanyaan, tugas atau fungsi filsafat bukan untukmenjawabnya. Akan tetapi, menurut Socrates tugas filsafat yaitu untuk mempersoalkanjawaban yang diberi.

Persoalan tersebut bisa bersifat sangat umum, spekulatif dan tidak langsung menyangkutfakta. Persoalan yang dibahas juga biasanya bersangkutan dengan nilai-nilai, bersifat kritis, sinoptis, implikatif, dan teoritik. 

Maka dari itu, untuk membahas persoalan-persoalan dalam filsafat dibutuhkan pemikiranyang rasional dan logis. Yakni tahu dan paham dengan akal budi serta teknik berpikir yang telah ditetapkan dalam aturan logika formal.

Sumber: 

• Diskusi CSC berjudul “Pengetahuan dan Kebenarannya” yang diulas oleh Nurwina H.M

• Diskusi CSC berjudul “The Mother of Science” 

• Jurnal Universitas Riau berjudul “Teori Pengetahuan dan Kebenaran dalamEpistemologi

Kosmik

Recent Posts

Mahasiswa Komunikasi Unhas Raih Juara Tiga KTI di PENA 2024 dengan Inovasi Pencegahan Deforestasi

Oleh : Satriulandari Foto : Dokumentasi Pribadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unhas raih juara tiga…

2 weeks ago

Light Behind The Loss

Oleh: Putri Aliqa Umayyah Ilustrasi: Pinterest Di sebuah rumah yang sederhana, terdapat seorang wanita yang…

1 month ago

Meraba Jati Diri dalam Proses Mencari Rumah

Oleh: Muh. Cahyo Dherian Ilustrasi: Widya Juniaty Dikeramaian yang memekakkan telinga, terdapat seorang anak yang…

1 month ago

Case Cracker Hadirkan Pengalaman Praktis PR di Basic Public Relations Class

Tulisan : Muhammad Alfaridzi Foto : Muhammad Alfaridzi Kegiatan Basic Public Relations (PR) Class yang digelar di…

1 month ago

Praktik PR yang Perlu Diketahui dalam Dunia Pekerjaan

Penulis: Jessy Marty R. Loardi Editor: Satriulandari Foto : KIFO KOSMIK Basic PR Class kembali diadakan…

1 month ago