Kecewa, Tapi Jangan Sampai Terlelap

0
598

Teks oleh Irfan Ashar P

Foto oleh okezone.com

 

Indonesia baru saja melewati pagelaran pesta olahraga bertaraf internasional bernama “SEA Games 2017” yang berlangsung di Malaysia sejak tanggal 19 Agustus – 30 Agustus 2017. Acara tersebut diikuti oleh 11 negara yang berpartisipasi dalam 38 cabang olahraga. Indonesia yang selalu menjadi favorit juara umum ternyata tidak bisa berbicara banyak pada perhelatan Sea Games kali ini. Perolehan 38 medali emas, 60 medali perak, dan 90 medali perunggu menempatkan Indonesia di posisi ke-5 dalam tabel perolehan medali. Berada di bawah Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura tentu saja membuat sejuta ekspektasi rakyak Indonesia menjadi meredup. Betapa tidak, rakyat Indonesia yang belakangan ini sedang mengalami berbagai macam dinamika persoalan di bidang lain seperti politik, pemerintahan, hukum, dan ekonomi pastinya membutuhkan sebuah suguhan refreshing yang dapat meringankan beban pikiran atas permasalahan-permasalahan tersebut.

Olahraga sering dianggap sebagai sebuah hal yang dapat mempersatukan bangsa, atlet-atlet yang betanding membawa dan mempertaruhkan nama bangsa selalu menjadi pemompa semangat serta rasa nasionalisme masyarakat Indonesia ketika sedang menyaksikan mereka. Tak khayal, berbagai macam dukungan diberikan juga dengan melalui berbagai macam cara. Ada yang mengorbankan materi dan tenaga untuk datang langsung ke stadion maupun tempat bertanding, ada yang dengan serius menyaksikan siaran langsung di layar kaca, bahkan ada juga yang mengorbankan waktu untuk melakukan streaming agar tidak melewatkan moment yang sedang berlangsung.

Secara sadar maupun tidak sadar, animo masyarakat dalam bidang olahraga sangatlah besar. Terutama bagi olahraga-olahraga favorit seperti sepakbola, bulutangkis, futsal, basket, maupun volli. Antusias masyarakat pun bisa menjadi bekal semangat serta moral bagi para atlet yang sedang bertanding. Keseruan aksi yang dipersembahkan oleh para atlet setidaknya sudah cukup membuat masyarakat bangga dengan apa yang mereka lakukan, bahkan tidak satupun dari mereka yang bermain setengah-setengah. Menghabiskan banyak waktu untuk latihan membuat mereka semakin matang dalam menghadapi lawan-lawan yang menghadang. Hal tersebut menimbulkan keseriusan dalam bertanding yang pada akhirnya ikut memunculkan decak kagum oleh para penonton yang menyaksikan.

Kegagalan yang baru saja terjadi bukanlah akhir dari segalanya, Menpora Imam Nahrawi pun telah meminta maaf kepada seluruh warga Indonesia. Dia telah menyatakan sikap akan mengevaluasi seluruh kekurangan yang dimiliki oleh setiap cabang olahraga. Tidak hanya itu, lembaga-lembaga terkait pun juga perlu dievaluasi. Segala aspek akan dipertimbangkan dan juga dimaksimalkan di kemudian hari. Masih banyak agenda yang akan dijalani oleh bangsa Indonesia, berbagai event telah menunggu di depan mata. Hingga akhirnya, kesiapan lagi-lagi menjadi poin utama untuk meraih kesuksesan yang diiming-imingkan.

Memang sulit untuk mengembalikan kejayaan di masa lalu, negara-negara lain telah melakukan inovasi yang menghasilkan perkembangan dalam bidang olahraga. Indonesia yang sejatinya telah memiliki cerita tersendiri pada ajang-ajang seperti ini tentu saja tidak boleh terlelap. Pengelolaan sumber daya manusia serta sarana dan fasilitas latihan menjadi indikator yang wajib untuk dipenuhi serta ditingkatkan. Semua elemen perlu bekerja sama dan saling bahu membahu. Saatnya olahraga Indonesia menjadi lebih baik lagi. Saatnya bendera pusaka berkibar lebih tinggi lagi. Saatnya masyarakat Indonesia kembali haru dalam balutan kebanggaan atas prestasi yang ditorehkan kembali.

Selamat Hari Olahraga Nasional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here