Categories: Opini

Kenalkan, 17 Mei adalah Hari Buku Nasional

Teks oleh Armi

Foto oleh kulisastra

 

 

Ketika aku bertanya kepada teman-temanku sesama mahasiswa tentang apakah mereka mengetahui bahwa di Indonesia memperingati hari buku nasional, jawaban yang sangat miris kudengar “aku tidak tahu”, “yang aku tahu hanya banyak hari wanita”, dan yang lebih parah lagi ada yang menjawab “yang paling sering diperingati hanya hari Valentine, tentang hari buku nasionl itu aku tak pernah dengar”.

Aku tidak mempermasalahkan jawaban teman-temanku, itu wajar dan aku merasa itu ada benarnya. Kita tidak pernah tahu hari buku nasional karena kita tidak pernah diperkenalkan. Jangankan mengenal Hari Buku Nasional, mengenal buku saja tidak. Dongeng sebelum tidur nyatanya tidak membuat kita mengerti tentang buku. “Bangsa maju harus dengan pendidikan,” suara itu nyatanya tak memiliki arti. Bagaimana pendidikan mau maju jika buku penuntun saja terlupakan.

Kita berkutat dengan masalah kesetaraan gender, keadilan, dan sebagainya. Namun kita lupa pedoman kita. Kita tidak bisa melihat ilmu para pendahulu jika nyatanya semua terabaikan. Kita berada dalam kegalauan tanpa mau diatasi.

Kita ingin membangkitkan selera membaca anak-anak, para pemuda, si dewasa dan si tua di bangsa tercinta kita. Namun sayang, budaya tak mendukung kita untuk berubah karena kita hanya dipertontonkan dengan budaya yang bukan budaya kita.
Sulit dipercaya, bangsa kita ingin maju menjadi terbaik. Akan tetapi, pedoman saja terlupakan. Buku tidak menjadi hal penting. Mari kita menyimak perkembangan negara maju, semua berpedoman kepada buku-buku. Mari kita menengok kepada orang tersukses di dunia, mereka selalu menghabiskan satu buah buku untuk dibaca dalam sehari.

Kita sebenarnya harus bersyukur karena perubahan zaman dan revolusi teknologi semakin berkembang dengan berbagai inovasi-inovasi. Buku tebal tak harus ditenteng lagi untuk dibaca di waktu luang.

Kita prihatin kepada minat membaca yang kurang hari ini. Hanya saja, prihatin tidak cukup, namun harus ada solusi. Hari buku nasional hadir sebagai wadah, namun jika tidak diperkenalkan apa gunanya?

Kosmik

Recent Posts

Ancaman Deepfake AI terhadap Aktualisasi Informasi dalam Media

Oleh: Jessy Marty R. Loardi “ Ancaman Deepfake yang dibuat dari AI bisa berakibat fatal…

2 weeks ago

Terjebak Trauma dan Istana: Kisah Beast Si Avoidant yang Takut akan Kelekatan

Oleh: Yaslinda Utari Kasim Siapa yang tidak kenal dengan karakter Beast? Pangeran buruk rupa yang…

2 weeks ago

Kenali Ragam Berita dan Teknik Menulisnya Lewat Basic Journalistic Class

Oleh: Kayla Aulia DjibranEditor: Satriulandari Korps Mahasiswa Komunikasi (Kosmik) Fisip Unhas mengadakan Basic Journalistic Class membahas…

3 weeks ago

Ruang yang Kini Kosong

Oleh: Yaslinda Utari Kasim Ruang itu kini kosong. Ruangan yang di desain sederhana namun nyaman.…

1 month ago

Kosmik Unhas melalui CSC Gelar Diskusi Politik Peran Anak Muda dalam Berpolitik.

Penulis: Inayah Azzahra Novareyna SEditor: Satriulandari Communication Study Club (CSC) Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) Unhas…

1 month ago

Hubungan antara AI dan Manusia: Apakah Dapat Disebut sebagai Komunikasi?

Oleh : Jessy Marty Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari seorang komunikator kepada seorang komunikan.…

2 months ago