Logika Sebagai Lentera

0
1017

Teks oleh Zulfah Indah Hafsari

 

 

Pra-FIGUR hari pertama diawali dengan materi mengenai “Logika sebagai Lentera” yang difasilitatori oleh kak Yudhi Kurniadi Syam. Materi ini erat kaitannya dengan filsafat. Sebelum membahas materi ini lebih dalam, kita diminta untuk mendefinisikan terlebih dahulu apa itu “lentera”.

Seperti yang telah kita tahu, lentera adalah lampu kecil yang tertutup kaca. Lentera bisa membantu untuk menerangi sekitarnya. Dalam materi ini, logika diibaratkan sebagai sebuah lentera. Dalam line Info Kosmik dikatakan bahwa “mempelajari filsafat seperti memasuki ruang gelap tanpa lampu dan berusaha mencari seekor kucing hitam. Kemudian, logika lah yang menjadi lentera, yang akan membantu dalam mencari kucing hitam tersebut. Tanpa menggunakan logika, filsafat sebagai ibu ilmu pengetahuan dan segala hal lainnya akan sangat sulit untuk dipahami”.

Selanjutnya, kita diminta mendefinisikan apa itu “ilmu” dan “pengetahuan”. Yang saya ketahui, ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu hal yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu. Ilmu mengandung kebenaran dan fakta sehingga dapat digunakan untuk menerangkan pengetahuan tentang suatu hal. Sementara, pengetahuan adalah segala hal yang kita ketahui sebagai hasil dari penggunaan panca indra. Kak Yudhi, juga memaparkan materi tentang asal-usul pengetahuan. Asal-usul pengetahuan itu ada 4, yaitu:

  1. Khayali (kemampuan akal untuk membuat perbandingan-perbandingan)
  2. Wahmi (hati)
  3. Akli (akal)
  4. Ide/konsep

Dalam filsafat Islam, keberadaan pengetahuan dapat ditinjau dari:

  1. Husuli, Ilmu berada dan terpisah dari diri manusia itu.
  2. Hudari, ilmu berasal dari dalam diri manusia sehingga tidak terpisahkan satu sama lain.
  3. Wahyu, ilmu hadir ketika diri manusia berada dalam keadaan suci.

Pembahasan selanjutnya adalah Logika. Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika menggunakan argumentasi sebagai objeknya dan menggunakan akal dan penilaian sebagai subjeknya.

Mempelajari logika sangatlah penting untuk membantu kita menghindari kesalahan berpikir. Materi yang menurut saya sangat bermanfaat adalah tentang kesalahan berpikir. Kak Yudhi memaparkan kurang lebih ada 18 poin mengenai kesalahan berpikir yang menurut saya sangat sering terlihat dan dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja kesalahan berpikir itu?

  1. Argumentum ad hominem
  2. Argumentum ad verecundiam (memastikan sesuatu yang sifatnya kemungkinan)
  3. Appeal to believe (ikut percaya terhadap sesuatu yang banyak dipercaya orang lain)
  4. Appeal to common practice (kesalahan yang dilakukan secara berulang-ulang hingga akhirnya dianggap sebagai kebenaran)
  1. Argumentum ad baculum (mengancam orang lain untuk sepakat dengan argumennya)
  2. Argumentum ad novelty (menganggap hal-hal baru sebagai sesuatu yang bagus)
  3. Appeal to pity
  4. Appeal to tradition (kepercayaan terhadap suatu tradisi)
  5. Circular to reasoning (Alasan yang berputar-putar sehingga tidak menemukan penyebab lain)
  6. Argumentum ad ignoration (tidak bisa dibedakan antara penyebab dan akibat tentang sesuatu)
  7. Falls dilema (berpikir hitam putih)
  8. Gambler’s favesy (menganggap orang-orang yang berhasil akan terus-menerus berhasil)
  9. Wei generalization (menggeneralisasikan satu hal)
  10. Blaming the victim (bersifat pasrah terhadap keadaan)
  11. Post-hoc-ergo- propter-hoc (menyalahkan orang lain akibat kegagalannya)
  12. Fallacy of competition (sifat mengikut-ikuti hal yang dilakukan orang lain)
  13. Spotlight fallacy
  14. You to fallacy (berkata tidak sesuai dengan kebenaran yang ada)

 

Tulisan ini dibuat berdasarkan hasil review materi Logika Sebagai Lentera pada Pra Forum Inisiasi Gerakan Unik dan Radikal (FIGUR).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here