Oleh: Putri Adila
foto: Wikipedia
Hari Ibu yang selalu kita peringati setiap 22 Desember menyimpan banyak kisah. Berbeda dengan perayaan di negara lain, Hari Ibu di Indonesia sekaligus diperingati sebagai momentum kita bersama untuk mengingat kembali pergerakan perempuan Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
Nyi Hajar Dewantara adalah seorang pegiat pendidikan dan pergerakan perempuan Indonesia yang lahir pada 14 September 1890 di Yogyakarta. Dia adalah istri dari Ki Hajar Dewantara yang juga seorang tokoh nasionalis dan pendiri Taman Siswa. Nyi Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh yang berperan dalam Kongres Perempuan Indonesia I yang digelar pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres tersebut merupakan tonggak penting dalam sejarah pergerakan perempuan Indonesia yang mengusung visi kesetaraan dan emansipasi bagi perempuan.
Pada Kongres Perempuan Indonesia I, Nyi Hajar Dewantara menyampaikan pidato tentang adab perempuan. Dia mengatakan bahwa perempuan harus memiliki akhlak mulia, seperti jujur, sabar, ikhlas, berani, dan menekankan bahwa perempuan harus memiliki pengetahuan serta keterampilan yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Dia berharap bahwa dengan adab dan pengetahuan tersebut, perempuan dapat membawa perubahan yang positif bagi bangsa.
Kongres Perempuan Indonesia I kemudian membentuk gabungan organisasi wanita dengan nama Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI). PPPI bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan partisipasi perempuan dalam pembangunan nasional. PPPI juga mengusulkan agar tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu sebagai bentuk penghargaan kepada ibu-ibu di Indonesia. Pada Kongres Perempuan Indonesia III pada 1938 di Bandung, usulan ini disetujui oleh para peserta kongres tersebut.
Sejak saat itu, tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai Hari Ibu di Indonesia sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan wanita yang telah berjuang untuk kesetaraan dan emansipasi bagi perempuan. Nyi Hajar Dewantara memiliki visi untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.
Dia berpendapat bahwa perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan menekankan pentingnya pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, terutama bagi perempuan. Nyi Hajar Dewantara meninggal pada 16 April 1971 di Jakarta. Dia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata bersama suaminya dan keluarganya. Dia dihormati sebagai salah satu tokoh wanita paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
Sumber:
Oleh : Satriulandari Foto : Dokumentasi Pribadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unhas raih juara tiga…
Oleh: Putri Aliqa Umayyah Ilustrasi: Pinterest Di sebuah rumah yang sederhana, terdapat seorang wanita yang…
Oleh: Muh. Cahyo Dherian Ilustrasi: Widya Juniaty Dikeramaian yang memekakkan telinga, terdapat seorang anak yang…
Tulisan : Muhammad Alfaridzi Foto : Muhammad Alfaridzi Kegiatan Basic Public Relations (PR) Class yang digelar di…
Penulis: Jessy Marty R. Loardi Editor: Satriulandari Foto : KIFO KOSMIK Basic PR Class kembali diadakan…