Categories: Opini

Menghitung dari 14

Penulis: JabalRH | Ilustrasi: Sultan Amanda Raja

Empat belas hari merupakan bilangan bulat dengan faktor 1,2,7, dan 14 itu sendiri. Dalam bilangan waktu, empat belas hari sama dengan dua pekan. Dalam waktu selama itu, kita bisa kembali membongkar mimpi-mimpi yang dulu pernah kita lipat rapi ke dalam lemari pakaian. Ataukah kita masih punya hutang-hutang resolusi yang masih bisa diwujudkan selama 9 bulan ini? Sepertinya, sekaranglah waktu yang tepat untuk merenungkannya.


                Wabah pandemi bukanlah hal yang baru dalam peradaban umat manusia. Terlepas dari rumor bahwa itu adalah usaha depopulasi umat manusia atau tidak, ini adalah sebuah siklus seratus tahunan yang membuat manusia melebarkan jarak antar satu sama lain. Pada awal abad ke-19, kolera menyerang dan merenggut puluhan ribu nyawa. Pada awal abad ke-20, Flu Spanyol menghantui umat manusia selama dua tahun.


                14 bukanlah bilangan prima yang hanya ia dan angka satu yang bisa mewakilinya. Karenanya, bukan cuma para petugas kesehatan dan pengampu kekuasaan yang bertanggung jawab memotong wabah ini. Setiap elemen masyarakat harus turut berpartisipasi untuk memotong rantai penularan pandemi.


                Angka 14 tidaklah serumit bilangan π yang tidak pernah bulat. Sebab itu, selama masa isolasi, kita bisa menjaga diri dengan rutin mencuci tangan dengan baik. Cukup dengan sabun dan air, jangan jadi homo homini lupus yang menumpuk hand sanitizer dari minimarket. Sebab, sejatinya sabun lebih efektif membunuh virus ini ketimbang barang yang bisa kita buat dengan menggunakan alkohol dan campuran aloe vera, tanpa kita peduli standar produksinya seperti apa.


                Angka 14 adalah faktor dari bilangan 28, 42, 56, dan seterusnya. Satu orang, bisa terus menjangkiti orang lain tanpa sadar selama masa dua pekan yang dianjurkan. Karenanya, kita diminta untuk tetap tinggal di rumah, kuliah dari rumah, dan bekerja di rumah untuk tidak saling berbagi virus dengan orang lain. Sebab, tak ada batasan dalam penularannya. Selama ada orang yang dapat ia tinggali, virus tersebut akan terus menggandakan diri sebelum berpindah ke orang terdekatmu.


                Tanpa kita sadari, setiap tanggal 14 di tiap bulannya, tak terhitung orang di Indonesia yang sedang merayakan ulang tahunnya. Yang kita tahu, hanya orang terdekat kita saja. Seperti halnya ulang tahun, kita tak pernah tahu siapa yang sudah tertular dan lewat mana orang itu tertular hingga masa 14 hari ini berlalu.


                Dengan 14 uang seratus ribuan, kita bisa membeli banyak hal. Menurut data Badan Pusat Statistik, ada 10 ribu orang di Indonesia yang merayakan ulang tahunnya.Namun, meski kita memilikinya di tangan kita sekarang. Bukan berarti kita harus menghabiskannya untuk menumpuk segala kebutuhan. Menumpuk masker hingga tak memberi ruang kepada para petugas kesehatan untuk memilikinya. Mengambil seluruh kebutuhan hidup yang sebenarnya kita tidak butuh-butuh amat selama masa 14 hari di rumah.

                14 merupakan angka yang mudah dibagi dua, bahkan anak SD pun tahu itu. Penanggulangan wabah ini bisa kita mulai dari kita sendiri. Membatasi ruang kita untuk masa isolasi mandiri, tidak bepergian jika tidak terlalu butuh, hingga tidak memaksa untuk menimbun segala bentuk kebutuhan dalam jumlah yang berlebih. Wabah ini hanya butuh dua aspek, orang yang telah ia jangkiti dan orang yang akan ia jangkiti untuk terus bertambah besar. Entah dengan melalui cara penjumlahan, perkalian, perpangkatan, atau dengan cara-cara yang di luar pengetahuan kita. Namun, bukan berarti kita tidak bisa menguranginya bukan?


                Karenanya, dengan meningkatkan pengetahuan kita tentang kenapa harus 14 hari kita di rumah, kenapa 14 hari kita tidak boleh ke kampus, kenapa 14 hari kita tidak boleh pulang kampung dulu, dan kenapa-kenapa yang lain selama 14 hari ini, kita bisa mengurangi angka kasus positif wabah ini. Angka 14 bukanlah angka yang asing untuk setiap elemen masyarakat, kita bisa bersama-sama. Tak perlu takut, namun kita harus mengenal apa yang sedang kita hadapi untuk membunuh kekhawatiran kita.

Kosmik

Recent Posts

Mahasiswa Komunikasi Unhas Raih Juara Tiga KTI di PENA 2024 dengan Inovasi Pencegahan Deforestasi

Oleh : Satriulandari Foto : Dokumentasi Pribadi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unhas raih juara tiga…

1 week ago

Light Behind The Loss

Oleh: Putri Aliqa Umayyah Ilustrasi: Pinterest Di sebuah rumah yang sederhana, terdapat seorang wanita yang…

4 weeks ago

Meraba Jati Diri dalam Proses Mencari Rumah

Oleh: Muh. Cahyo Dherian Ilustrasi: Widya Juniaty Dikeramaian yang memekakkan telinga, terdapat seorang anak yang…

1 month ago

Case Cracker Hadirkan Pengalaman Praktis PR di Basic Public Relations Class

Tulisan : Muhammad Alfaridzi Foto : Muhammad Alfaridzi Kegiatan Basic Public Relations (PR) Class yang digelar di…

1 month ago

Praktik PR yang Perlu Diketahui dalam Dunia Pekerjaan

Penulis: Jessy Marty R. Loardi Editor: Satriulandari Foto : KIFO KOSMIK Basic PR Class kembali diadakan…

1 month ago