Kelas Dasar Logika
Pengantar Ilmu Logika
Sebagai cabang ilmu filsafat, logika membahas terkait aturan-aturan maupun rambu berpikir agar dapat mengambil kesimpulan yang benar dan menghindari kesalahan berpikir. Lainnya, yaitu agar mampu mencari kebenaran dengan mengutamakan sistematika berpikir, rasional, universal dan radikal.
1. Ontologi, membahas tentang keberadaan, meneliti segala sesuatu yang ada.
2. Epistemologi, pengetahuan yang valid dan sudah diuji kebenarannya, karena pengetahuan terbagi menjadi 2 yaitu doksa (opini) dan episteme (pengetahuan yang sudah diuji)
3. Aksiologi/Etika, Membicarakan tentang baik dan buruknya suatu hal
Logika adalah bagian dari epistemenologi karena sama-sama bertujuan memverifikasi proposisi kebenaran tertentu menggunakan logika
Definisi logika, cara (berpikir) yang benar dalam mencari kebenaran. Hal pertama yang dibahas adalah tentang penalaran yaitu proses pemikiran untuk sampai pada kesimpulan tertentu sebagai pernyataan baru dari pernyataan sebelumnya
Aristoteles berpendapat terkait perbedaan manusia dan hewan adalah karena manusia memiliki proses penalaran, oleh karenanya manusia disebut homo-rationale.
Proposisi adalah pernyataan yang bisa dinilai benar dan salah namun banyak statement yang tidak bisa diverifikasi benar dan salahnya seperti hal berbau emosional. Propossisi yang bisa diketahui benar dan salahnya adalah hal yang bisa diketahui
Positivisme logis tidak bisa dinilai secara proposisi, seperti proposisi eksistensi Tuhan karena sulit untuk di verifikasi, hal hal berbau metafisika.
Pengertian secara kebahasaan berasal dari kata conteptus yang artinya “tangkap”
Bahasa buatan yaitu seperti matematika, fisika, algoritma, Bahasa sehari-hari, atau Bahasa biner.
Logika konsensional
terma kategorimatis bisa berdisi sendiri tanpa bantuan terma lain, memiliki arti tunggal, contoh: demokrasi
terma sinkategorikan, yang memutlakkan kehadiran terma lain agar memiliki makna. Contoh: dan, atau, yang, lalu, namun. (semakin sedikit menggunakan sinkategorimatis semakin baik, dibutuhkan keekonomisan logis dalam sebuah tulisan)
konotasi adalah intensi dari terma (ruang lingkup) semakin kecil konotasi semakin Panjang denotasi. Semakin luas denotasi maka akan semakin kecil konotasi.
Terma konkrit, tuhan, malaikat, orang meniggal, masuk istiah konkrit karena menunjukkan ke-diri-an.
Terma Abstrak, kemanusiaan, keindahan, keadilan, keberanian karena tidak menujukkan ke-diri-an.
Terma universal secara denotasi mencangkup banyak hal, contoh organisme :anjing, kucing, dll.
Terma singular (khusus) mencangkup satu hal khusus: Aristoteles, sakinah, dll
PELAJARI SILOGISME
Predikamen
Ada yang tak terbatas, secara abstrak adalah keberadaan itu sendiri sedangkan secara konkrit adalah tuhan, manusia, dll. Ibnu sina mengatakan bahwa keberadaan dibagi menjadi 3, almustahil wujud (keberadaan yang mustahil ada) contoh segitiga yang 345 derajat, keseluruhan lebih kecil dari bagian bagian, almungkinil wujud (keberadaan yang mungkin) keberadaan yang dalam rentang waktu tertentu mungkin ada dan mungkin tidak ada, alwajibul wujud (wujud yang wajib ada) sehingga bisa menjelaskan yang mungkin ada dan mungkin tidak, juga tidak terbatas.
Hipotesa bigbang, perlu entitas lain yang mempengaruhi atau berperan.
Taksonomi dalam logika
Diferensia hewan dan manusia adalah berpikir, berpikir adalah substansi bagi manusia. Diferensia adalah yang membedakan spesies satu dan yang lainnya.
Psikoanalisis, dejavu dialami karena pernah mengalami kejadian hamper serupa. Makanya terjadi bias kognitif. Kedua yaitu Memimpikan hal serupa
“Tidak mau mereduksi keindahan hidup dengan melogiskan segala hal”
Logika mistik. Hal materil seharusnya solusinya juga materil, missal banjir jangan diatasi dengan berdoa bersama tetapi penggunaan anggaran yang tepat dll.
Reinterpretasi mitos, karena dengan sepenuhnya tidak percaya mitos maka sama saja dengan kita membuang sejarah
Benenaran yang sejati adalah proposisi kebenaran yang tahan akan segala jenis pertanyaan bisa ditampung, sekritis apapun. Kebenaran juga selalu mencari jalan agar menjadi universal. Mencari relevansi universalitasnya di wilayah atau aspek apapun. Parameter kebenaran bisa secara empikir, kebenaran terbagi menjadi banyak..(cari tahu) krohensial, empirik, pragmatik. Kebenaran bisa dianggap ultimate terhadap daya tahan akan pertanyaan kritis jenis apapun.