Tulisan

Status Badak Putih Utara, Bukti Keganasan Manusia

Teks oleh : Marie Claire Makatita

Beberapa hari yang lalu, punahnya badak putih utara kembali hangat dibicarakan. Namun, badak putih utara belum benar-benar punah karena masih terdapat dua betina badak putih utara yang saat ini berada di Ol Pejeta Conservancy.

Kepunahan satwa liar ini lagi-lagi menyoroti mengenai kekejaman dan keganasan manusia terhadap alam, sebab badak putih utara dapat bertahan selama 55 juta tahun di bumi, melewati perubahan-perubahan di bumi namun tidak dapat bertahan dari keganasan manusia.

Hingga saat ini, status badak putih utara adalah punah secara fungsional sejak 2018 karena matinya Sudan, satu-satunya jantan badak putih utara di dunia pada Maret 2018. Sudan meninggalkan putrinya, Najin dan cucunya, Fatu.

Diketahui, dahulu populasi badak putih utara mencapai ratusan ribu ekor di Afrika Timur dan Afrika Tengah. Namun karena adanya aktivitas perburuan yang dilakukan oleh manusia, jumlahnya kian menurun hingga sangat drastis. Perburuan terus terjadi karena minat pasar yang tinggi terhadap cula badak putih utara ini, yang digunakan sebagai kebutuhan medis. Diperkirakan harga cula badak sekitar 65.000 dolar AS per kilogram atau sekitar Rp 927 juta.

Selain perburuan, penyebab populasi badak putih utara terus menurun adalah adanya perang brutal yang terjadi di habitat alami mereka, yaitu Sudan, Chad, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, dan Uganda bagian utara.

Populasi badak putih utara diperkirakan telah berkurang hingga 80 persen selama 50 tahun terakhir. Jumlah yang awalnya ribuan pada tahun 1960, berkurang menjadi 700 pada tahun 1970 dan pada tahun 1981, tercatat populasi badak putih utara kurang dari 350. Spesies ini dinyatakan punah di alam liar pada tahun 2009.

Sebagai bentuk upaya penyelamatan spesies badak putih utara, para ilmuwan  telah mengambil dan membekukan sperma dari Sudan sebelum ia mati. Sperma tersebut akan dikembangbiakkan dengan cara memanen sel telur betina yang kemudian akan dibuahi  secara artifisial, menggunakan sperma beku Sudan.

Melansir dari instagram resmi Ol Pejeta Conservancy, bahwa saat ini ada sembilan embrio badak putih utara murni yang telah dibuat dan berharap setidaknya satu atau lebih embrio ini akan menjadi bayi badak putih utara. Kesembilan embrio tersebut merupakan harapan dari proses penyelamatan badak putih utara.

Baruga Kosmik

Recent Posts

Lantik Pengurus Kosmik, Wakil Dekan 1 FISIP Unhas Taruh Harapan Besar

Foto oleh: KIFO KOSMIK Oleh: Kayla Aulia Djibran Regenerasi kader melalui seremoni Pelantikan Pengurus Korps…

1 month ago

Pelantikan Pengurus Kosmik Ke-38 Hadirkan Ketua Departemen Ilkom Unhas

Foto oleh: KIFO KOSMIK Oleh: Kayla Aulia Djibran Acara Pelantikan Pengurus Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi…

1 month ago

Ancaman Deepfake AI terhadap Aktualisasi Informasi dalam Media

Oleh: Jessy Marty R. Loardi “ Ancaman Deepfake yang dibuat dari AI bisa berakibat fatal…

4 months ago

Terjebak Trauma dan Istana: Kisah Beast Si Avoidant yang Takut akan Kelekatan

Oleh: Yaslinda Utari Kasim Siapa yang tidak kenal dengan karakter Beast? Pangeran buruk rupa yang…

4 months ago

Kenali Ragam Berita dan Teknik Menulisnya Lewat Basic Journalistic Class

Oleh: Kayla Aulia DjibranEditor: Satriulandari Korps Mahasiswa Komunikasi (Kosmik) Fisip Unhas mengadakan Basic Journalistic Class membahas…

4 months ago

Ruang yang Kini Kosong

Oleh: Yaslinda Utari Kasim Ruang itu kini kosong. Ruangan yang di desain sederhana namun nyaman.…

4 months ago