Teks dan Ilustrasi oleh Ichwan Aziizil
Malam ini. Hujan yang perlahan membasahi genting rumahku pun tidak mampu meleburkan sedikit kerinduanku.
Ingin ku berbisik pada awan, tapi dia terlalu kelabu malam ini. Tak adakah yg bersedia menyampaikan rinduku untukmu?
Bahkan sang anginpun acuh tak acuh, ia terlalu sibuk menyebar oksigen pada penduduk bumi.
Dingin menjadi teman
Hujan menjadi nyanyian
Tentang rasa yang semakin tertahan
Beginilah rindu, rupanya tak berwujud tapi rasanya begitu menghentak.
Dan engkau? Engkaulah alasan mengapa kata ini lahir, dalam rindu menyesakkan tentangmu
Dalam imaji memegang erat tanganmu melewati musim gugur yang telah berlalu
Dalam rencana menghabiskan waktu bersama tanpa ada jeda dan intervensi.
Beginilah rasanya kepedihan diam-diam. Menantimu dalam sabar, menunggumu dengan harapan.
Kamu, ya kamu.. Selalu membayang di tiap waktu. Di tiap perjalanan pagi dan malamku.