Berani Tidak Disukai : Kamu Pengemudi Kebahagiaanmu!

0
685

Penulis : Salsabila Qurrata Ayun | Ilustrasi : @kataka.inbookland

Judul: Berani Tidak Disukai
Penulis: Ichiro Kishimi & Fumitake Koga
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Self Improvement
Tebal: 323 Halaman

“Kita menentukan hidup kita sendiri menurut makna yang kita berikan pada pengalaman di masa lalu. Hidupmu bukanlah sesuatu yang diberikan orang lain, tapi sesuatu yang engkau pilih sendiri, dan kaulah yang bisa memutuskan bagaimana caramu menjalani hidup.”

Berani Tidak Disukai merupakan buku karya dua penulis asal Jepang, Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga. Dari judulnya saja, mungkin kita sudah bisa mendapatkan gambaran tentang apa isi dari buku bergenre self improvement ini. Yup! Kurang lebih pembaca akan diajak untuk masuk ke dalam pemikiran bahwa jangan takut untuk tidak disukai oleh orang lain, jangan takut untuk bahagia, yang dikemas dari sudut pandang teori Psikologi Adler. Sebuah pemikiran yang telah berumur ratusan tahun, namun masih relate dengan sebagian besar permasalahan hidup manusia hingga saat ini.

Pembahasan dimulai saat seorang pemuda mendatangi seorang filsuf dan menanyakan tentang kegundahan dan permasalahan hidupnya. Melalui bentuk dialog naratif antara seorang filsuf dan pemuda inilah, kita akan menyelami jawaban-jawaban filsuf yang didasari oleh gagasan Adler. Ini merupakan kali pertama saya membaca buku dengan landasan Psikologi Adler, dan saya berhasil dibuat terpana dengan pandangan-pandangannya yang sederhana namun luar biasa.

Beberapa di antaranya yaitu, pandangan bahwa semua permasalahan bersumber dari hubungan interpersonal, dunia ini sederhana, semua orang bisa berbahagia, setiap orang bisa berubah, dan yang paling membekas bagi saya adalah bahwa masa lalu tidak menentukan kesuksesan dan hidupmu di saat ini. Maka dari itu, beberapa kali disebutkan juga bahwa Psikologi Adler tidak sependapat dengan teori determinisme, yang mengatakan bahwa semua peristiwa terjadi sebagai akibat dari adanya beberapa keharusan dan karenanya tak terelakkan.

Berani Tidak Disukai lebih menitikberatkan pada teleologi, sebuah ilmu yang mempelajari  tentang tujuan dari fenomena tertentu, ketimbang penyebabnya, dibandingkan etiologi, sebuah ilmu tentang sebab dan akibat. Disebutkan pula bahwa teori psikologi Adler adalah psikologi keberanian, berani untuk bertindak, berani untuk mengambil keputusan, berani untuk berprinsip, berani untuk tidak disukai orang lain, serta berani untuk bahagia.

Walaupun cukup tebal, tapi selama membaca buku ini saya tidak pernah merasa bosan, bahkan berharap agar pembahasannya bisa lebih banyak lagi, saking seru dan insightful-nya. Terjemahan dan narasinya pun sangat mengalir dan enak untuk diikuti, sehingga sama sekali tidak sulit untuk memahami teori-teorinya. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada teman-teman yang sedang mencari energi positif dan optimis untuk menjalani hidup yang lebih bermakna, serta jawaban atas kegundahan-kegundahan hidup, yang seringkali sulit kita temukan solusinya, padahal dekat dan ada di bawah kendali kita sendiri. Selamat mengarungi dan selamat membaca!

“Ketidakbahagiaan mu tidak bisa disalahkan pada masa lalu atau lingkunganmu. Dan bukan berarti kau tidak punya kemampuan. Kau hanya kurang berani. Bisa dibilang kau kurang berani menjadi bahagia.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here