Di Balik Perkembangan Filsafat

0
556

Review Materi Sejarah Perkembangan Filsafat

Dalam perkembangannya, filsafat hingga saat ini seperti tak habis untuk dibahas. Filsafat berkembang melalui beberapa zaman, yaitu:

  1. Zaman Yunani Kuno

Pada zaman ini, merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban manusia, karena pada saat itu terjadi perubahan mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos menjadi pola pikir berdasarkan filsafat. Pada periode ini, muncul filsuf pertama bernama Thales yang mengkaji tentang asal-usul alam. Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air.

Kemudian Heraklitos berpendapat bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi. Ia mempercayai bahwa asas pertama dari alam semesta adalah api. Ia menyimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini bukanlah bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api.

Ada pula Permenides yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada. Puncak filsafat Yunani Kuno dicapai pada masa Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Sokrates berfilsafat bahwa untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah yang keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut, banyak nilai yang dihasilkan.

Plato juga berfilsafat, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama yakni mana yang benar yang berubah-ubah atau yang tetap. Adapun bagi Aristoteles, ide bukanlah terletak dalam dunia abadi sebagaimana yang dikemukakan oleh Plato, tetapi justru terletak pada kenyataan atau benda-benda itu sendiri.

  • Zaman Kegelapan

Zaman ini dikenal sebagai abad pertengahan. Filsafat pada masa ini dikuasai oleh pemikiran keagamaan yaitu Kristiani. Puncak dari filsafat ini yaitu Patristik yang terbagi atsa Patristik Yunani (Patristik Timur) dan Patristik Latin.

Tokoh-tokoh Patristik Yunani yaitu Clemens, Origenes, Gregorius, dan Naziane sedangkan Patristik Latin antara lain Hilarius, Ambrosius, Hieronymus, dan Augustinus. Ajarin ini memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling dalam dari manusia. Ajaran-ajaran ini banyak pengaruh dari plotonius.

  • Zaman Pencerahan

Pada zaman ini, seorang astronom berkebangsaan Polandia, N.Copernicus mengemukakan temuannya bahwa pusat peredaran benda-benda angkasa adalah matahari. Namun temuan Copernicus tidak disambut baik apalagi bagi mereka yang meyakini bumi sebagai pusat peredaran benda-benda angkasa.

  • Zaman Awal Modern

Pada masa ini, Kristen sebagai sebagai sumber otoritas kebenaran mengalami kehancuran, abad ini juga menjadi awal kemunduran bagi umat Islam. Kristen mengalami perpecahan menjadi kristen katilik dan protestan. Para filsuf dari zaman ini menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari penguasa tapi dari diri mereka sendiri.

Terdapat aliran yang muncul pada zaman ini, yaitu rasionalisme, empirisme, dan kritisisme. Rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio yakni kebenaran pasti berasal dari akal, dipelopori oleh Rene Descartes. Empirisme meyakini bahwa pengalamanlah sumber sumber pengetahuan itu, dipelopori oleh David Hume. Aliran kritisisme kemudian muncul untuk menggabungkan kedua aliran rasionalis maupun empirisme, dipelopori oleh Imanuel Kant.

  • Zaman Modern

Pada zaman ini disebut juga sebagai zaman empirikus, yang ajarannya menekankan bahwa suatu pengetahuan adalah mungkin karena adanya pengalaman individu. Tokoh-tokoh empirikus antara lain, J. Locke, G. Berkeley, D Hume, Rousseau, dan Immanuel Kant.

  • Zaman Pos Modern

Bagi era manusia dewasa (modern) ini pengetahuan hanya mungkin dengan menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap pemikiran hanya benar secara ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran yang jelas dan pasti sebagaimana berat, luas, dan isi suatu benda.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here