Categories: FeatureLiputan Khusus

Upaya Regenerasi Roda Kepengurusan BEM FISIP Unhas, Sebuah Perjuangan Intelektual

Penulis: Teguh Ardiansyah Sabir, Salsabila Qurrata A’yun, Nadya Dwi Chairunisa, Muhammad Alfayed, Ilvi Nurul Izzah | Ilustrasi: Teguh Ardiansyah Sabir

Organisasi telah digambarkan sebagai sistem. Organisasi merupakan struktur dan peralatan yang tersusun dari orang-orang dan benda-benda dimana suatu usaha berencana yang teratur dijalankan” – John Price Jones (1955)

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) merupakan lembaga eksekutif dalam kampus
yang hadir baik pada tingkat universitas maupun fakultas. Untuk tingkatan
universitas di Universitas Hasanuddin, lembaga eksekutif ini dikenal dengan
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Hasanuddin (BEM UH). Sedangkan untuk
tingkatan fakultas, khususnya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP),
lembaga ini dikenal dengan nama Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (BEM FISIP).

Individu-individu yang tergabung dalam kepengurusan ini berasal dari
berbagai latarbelakang. Lembaga ini mengelaborasikan semua disipilin keilmuan
sehingga menjadi suatu kompleksitas yang bergerak. Menilik dari sejarah
pergerakan mahasiswa, BEM Fakultas yang notabenenya menghimpun mahasiswa jurusan
selalu fokus pada pergerakan mahasiswa sebagai motor penggerak dalam mengawal
isu-isu. Isu ini kemudian dirangkum menjadi sebuah pernyataan sikap. Sikap
untuk menjadi pertimbangan analisis atas apa yang diambil, atau bagaimana personal
analysis
dalam melihat isu. Namun, dinamikanya, lembaga eksekutif kadang
memiliki hambatan dalam gerak organisasi seperti tidak adanya regenerasi
pelanjut roda kepengurusan.

Keterhambatan dalam melanjutkan roda kepengurusan juga pernah dialami BEM
FISIP Unhas. Lembaga mahasiswa ini pernah mengalami kekosongan kepengurusan
secara struktural di periode 2018/2019. Ketua BEM FISIP Unhas Periode 2020.
Arief Alfarabi B mengatakan ada banyak jumlah mahasiswa FISIP yang mengikuti
pengaderan namun karena proses transformasi nilai yang tidak sempurna, regenerasi
menjadi tidak ideal. “Itulah juga yang menyebabkan kemarin terjadi
kekosongan struktural di BEM. Itulah dampak dari ketidak optimalannya proses
regenerasi,” tuturnya.

Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) Dedi Anwar menjelaskan penyebab terjadinya
kekosongan kepengurusan secara struktural, “Berjalan beberapa kali
perpanjangan pendaftaran namun masih belum tercapai jumlah kuota Dema yang
telah ditentukan yakni 11 sementara BEM  tidak ada satupun pasangan (ketua
dan wakil ketua) tapi ketua dan wakil ketua periode yang kemarin (yang
berjalan)  masih menjabat,” ujar Mahasiswa Ilmu Pemerintah Angkatan
2015 ini.

Hal ini menghasilkan keputuskan untuk kepengurusan periode sebelumnya agar mengadakan
sidang umum dan hasil yang disepakati adalah melakukan demisioner terhadap
Ketua dan Wakil Ketua BEM FISIP. Meskipun begitu, Struktur Dema tetap ada, yang
awalnya ketentuan kuota Dema sebanyak 11 orang namun yang mendaftar hanya tujuh
orang, maka kuota Anggota Dema disesuaikan.

Jumlah tujuh orang ini sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga (AD/ART) yaitu berjumlah ganjil dan minimal tujuh walaupun tidak sesuai
dengan kuota ketetapan Pemilu Raya (Aturan Pemilu Raya akan berubah menyesuaikan
dengan ADART). Dema pun ditetapkan pada tanggal 5 Mei 2019. Meski Dema akan
ditransisikan, Ketua dan Wakil Ketua BEM belum bisa ditransisikan. Di sinilah terjadi
kekosongan jabatan eksekutif.

Menyikapi hal ini, Wakil Dekan (WD) III Bidang Alumni dan Kemahasiswaan
FISIP Unhas mengatakan bahwa suatu lembaga seperti BEM harus mempersiapkan
kader dan mempertimbangkan kontinuitasnya. “Sebenarnya bisa kalau saya menggunakan
saya punya pembina kemahasiswaan, bisa saya intervensi atau membuat BEM versi
saya tapi saya tidak mau. Itu (intervensi kelembagaan) sama saja menghianati
perjuangan intelektual sejak saya mahasiswa,” tutur Dosen Ilmu Komunikasi ini.

Tidak adanya transisi kepengurusan yang berefek pada kekosongan membuat
terhambatnya berbagai agenda yang harusnya terlaksana di Kema FISIP Unhas. BEM
FISIP Unhas sebagai lembaga tingkat fakultas pun tidak berjalan progresif dan
kondusif. Agenda rutinitas tahunan seperti Peringatan Hari Jadi FISIP dan
kelas-kelas pelatihan advokasi menjadi tidak terlaksana. Hal ini diakibatkan tidak
adanya persiapan dan perencanaan terkait pelaksanaan kegiatan.

Menyikapi kondisi ini, Dedi menegaskan bahwa ini bukanlah perihal benar dan
salah namun bagaimana baiknya kepengurusan mengambil sikap dan langkah terkait
kondisi organisasi. “Kalau dibilang ‘Harus ada BEM harus ada Dema’ kami sepaham
dengan itu karena kedua lembaga tersebut memiliki fungsi masing-masing di lembaga
mahasiswa tingkat fakultas. Kalau salah satunya tidak ada maka akan pincang
fungsi lembaga mahasiswa fakultas. Tapi dalam kondsi kemarin, BEM maupun Dema
sulit untuk muncul, seperti yang sudah dijelaskan,” tutur pria kelahiran Sorong,
2 Desember 1996 ini.

Pasca sidang umum terakhir di kepengurusan sebelumnya, Dema periode sekarang
(2019/2020) mengambil tindaklanjut untuk menunjuk pelaksana tugas guna mengurus
urusan administratif. Kekosongan jabatan langsung ditindak oleh Dema yang telah
disepakati di dalam sidang umum. Sidang umum melakukan demisoner kepada Ketua
dan Wakil ketua BEM serta mengambil kesepakatan bersama untuk menunjuk
pelaksana tugas. Hal ini kemudian ditindaklanjuti oleh Dema di luar sidang.
Namun, sidang umum ini belum ditutup secara resmi karena terdapat agenda yang
mesti ditindaklanjuti seperti penetapan ketua dan wakil ketua.

Saat sidang diskrosing, Dema periode sekarang merumuskan agenda yang panjang
yaitu pembentukan presidium, pemilihan pembentukan aturan presidium, pemilihan calon
 presidium dan pembukaan Pemilu Raya (Pemira). Selain itu, Dema juga
melakukan rapat internal untuk  membuat aturan baru tentang Presidium BEM.
Setelah dibuat, aturan baru tersebut disosialisasikan ke seluruh mahasiswa Kema
FISIP Unhas yang akhirnya disepakati.

Di dalam ketetapan pada Juni 2019, ditunjuk tiga orang presidium yang
bertugas sebagai pelaksana tugas dalam
mengisi eksekutif; Muhammad Ardan (Departemen Antropologi); Galang Pratama
(Jurusan Ilmu Politik); dan Erik Sumule (Departemen Sosiologi). Peraturan
tersebut dibuat sebagai siasat agar tidak terjadi kekosongan jabatan eksekutif
yang panjang. Interval waktu kekosongan eksekutif hanya berlangsung kurang dari
sebulan sampai akhirnya menghadirkan Presidium BEM.

Presidium BEM berjalan hanya sementara waktu sebelum Dema mengadakan Pemira
lanjutan. Pemira berlangsung selama tiga bulan mulai dari Pendaftaran (7-17/11/19),
Verifikasi Berkas(18/11/19), Uji Kepatutan dan Kelayakan (25-26/11/19),
dan Pemaparan Visi Misi (27/11/19).
Setelah tujuh bulan mengalami
kekosongan jabatan secara struktural, pada tanggal 6 Desember 2019 Dema
menetapkan M. Arief Alfarabi B  dan Dede Aldian Firdaus Ketua dan Wakil
Ketua BEM FISIP Unhas di Taman Lema FISIP Unhas.

Ketua BEM FISIP Unhas Periode 2020 ini berharap agar mentalitas dalam satu
rumah betul-betul lahir terhadap semua orang yang ada di dalamnya. “Misalnya
organisasi tingkat fakultas itu dianalogikan rumah, kita juga harus melihat
komponen-komponen yang membuat rumah itu seru dan nyaman,” tuturnya.

“Pasca terjadi kekosongan struktural, memang minim sekali terjadi interaksi.
Harapan saya sama generasi-generasi baru yaitu tidak mesti kaku untuk saling
bertegur sapa. Indikator bergaulnya itu minimal saling tegur sapa dan saling sharing. Karena kita tidak bisa ada di
tahap dimana duduk lalu langsung membahas tentang masalah bersama, kemudian
kita berharap akan langsung lahir konsensus, sedangkan untuk bertegur sapa saja
di keseharian masih minim,” pungkasnya.

Tantangan lain yang dihadapi adalah mentalitas mahasiswa yang ditekan untuk
menyelesaikan perkuliahan secara cepat sehingga muncul pemikiran “apakah saya
harus berlama-lama lulus dan aktif organisasi” atau “cepat lulus namun pasif
dalam organisasi.” Organisasi adalah entitas yang dinamis dengan pola
regenerasi yang ideal sehingga untuk kondisi yang sulit sangat lumrah ditemukan
bahkan dalam transisi kaderisasi. Tapi yang menjadi persoalan adalah seberapa
sadar setiap organ untuk menjadi stimultan di setiap generasi baru yang masuk sebab
hal ini akan berdampak di kemudian hari.

Baruga Kosmik

Recent Posts

Light Behind The Loss

Oleh: Putri Aliqa Umayyah Ilustrasi: Pinterest Di sebuah rumah yang sederhana, terdapat seorang wanita yang…

1 week ago

Meraba Jati Diri dalam Proses Mencari Rumah

Oleh: Muh. Cahyo Dherian Ilustrasi: Widya Juniaty Dikeramaian yang memekakkan telinga, terdapat seorang anak yang…

3 weeks ago

Case Cracker Hadirkan Pengalaman Praktis PR di Basic Public Relations Class

Tulisan : Muhammad Alfaridzi Foto : Muhammad Alfaridzi Kegiatan Basic Public Relations (PR) Class yang digelar di…

3 weeks ago

Praktik PR yang Perlu Diketahui dalam Dunia Pekerjaan

Penulis: Jessy Marty R. Loardi Editor: Satriulandari Foto : KIFO KOSMIK Basic PR Class kembali diadakan…

3 weeks ago

Basic PR Class Bahas Aspek Penting yang Perlu Diperhatikan Seorang Public Speaker

Penulis: Kayla Aulia Djibran Editor: Satriulandari Foto : KIFO KOSMIK Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) melalui…

3 weeks ago

Singa yang Ditunggu Kehadirannya

Oleh: Radian Dwi Imam Ar'rafi Ilustrasi: Summer Bloom Manhua Sejak hari pertama kita bertemu, kamu…

3 weeks ago