Teks oleh Haeril Anwar
Ilustrasi oleh Comgastra
Momentum berlebaran merupakan simbolisasi sebagai hari kemenangan umat islam dan kembalinya diri ke fitrah manusia setelah menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan, dengan genapnya berpuasa sebulan penuh, maka seluruh umat Muslim seluruh dunia merayakan Idulfitri tepat pada tanggal 1 Syawal 1439 dalam kalender Hijriyah.
Hakikat lebaran, berarti kembali kefitrah manusia, lahir kembali seakan suci seperti bayi yang baru lahir. Konsep sederhananya kita cukup terus mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik, merendahkan hati kepada sesama manusia, menekan ego untuk lebih dulu mengulurkan tangan untuk saling memaafkan dan terus memanjatkan setinggi-tingginya pujian serta pengharapan dalam setiap rendahnya sujud.
Berlebaran juga merupakan momen kemenangan umat muslim, kemenangan setelah berhasil melawan rasa haus, lapar, amarah dan juga menahan dari segala bentuk manifestasi nafsu selama melaksanakan ibadah di bulan puasa Ramadan. Momentum ini juga diangap momen untuk membuka lembaran baru sepeti hadist berikut. Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Idul Fitri adalah hari dimana kalian berbuka, dan Idul Adha adalah hari dimana kalian berkurban.” (HR. Ibnu Majah)
Umat Islam di Indonesia menjadikan lebaran sebagai tradisi-tradisi serba baru. Tradisi ini telah menjadi kebiasaan masyarakat sejak dahulu, sebenarnya tidak ada yang salah dari tradisi tersebut, karena sunnahnya kita diperintahkan untuk memakai pakaian yang terbaik. keliru ketika kita lebih memilih meramaikan tempat perbelanjaan, namun kewajiban beribadah kita sampingkan.
Sudah menjadi kebiasaan masyarakat untuk mudik ke kampung halamannya, bersilaturahmi dengan keluarga. Jabatan tangan diiringi dengan permohonan maaf serta lantunan doa, olehnya doa yang baik ialah doa yang diucapkan nabi seperti hadist berikut Dari Khalid bin Ma’dan ra, berkata, Aku menemui Watsilah bin Al-Asqo’ pada hari Ied, lalu aku mengatakan, ‘Taqabbalallah Minna Wa Minka”. Lalu ia menjawab, ‘Iya, Taqabbalallah Minna Wa Minka,’. Kemudian Watsilah berkata, ‘Aku menemui Rasulullah SAW pada hari Ied lalu aku mengucapkan ‘Taqabbalallah Minna Wa Minka’, kemudian Rasulullah SAW menjawab, ‘Ya, Taqabbalallah Minna Wa Minka’ (HR. Baihaqi Dalam Sunan Kubra).
Di momentum kemenangan dan kembalinya diri kefitrah, kita sebaiknya terus menjaga segala bentuk kebaikan yang kita lakukan selama bulan puasa. kesempatan bersatunya seluruh cipaanNya di hari yang suci. Bersatu dengan menyampingkan arogansi golongan untuk bersama-sama mengulurkan tangan demi menjaga tali silaturahmi.
Namun, setelah kita merayakan momentum ini, apakah kita telah betul-betul menang seutuhnya?