Secara etimologis atau bahasa, mantiq berasal dari dua bahasa, yaitu bahasa arab nataqa yang berarti berkata atau berucap dan bahasa latin logos yang berarti perkataan atau sabda. Pada dasarnya mantiq juga dikenal dengan istilah logika.
Pada mulanya, ilmu mantiq (logika) sebagai ilmu di Yunani pada abad ke 5 SM oleh para ahli filsafat kuno. Tercatat dalam sejarah bahwa pencetus logika ialah Socrates yang kemudian dilanjutkan oleh Plato dan disusun oleh Aristoteles sebagai dasar falsafat sehingga beliau dinyatakan sebagai guru pertama dari ilmu pengetahuan.
Masa selanjutnya, terdapat perubahan-perubahan seperti yang dilakukan oleh Al-Farabi, salah satu filsuf muslim yang sering dinyatakan sebagai guru kedua dalam ilmu pengetahuan. Pada masa Al-Farabi, ilmu mantiq banyak dipelajari dan lebih rinci dan dipraktekkan.
Manfaat mempelajari ilmu mantiq yaitu untuk dapat berpikir dengan benar hingga sampai pada suatu kesimpulan yang benar tanpa mempertimbangkan kondisi dan situasi yang memungkinkan dapat mempengaruhi seseorang. Dalam hal ini, seseorang hendaknya mempelajari ilmu mantiq agar ia sampai pada suatu kesimpulan yang benar.
Ilmu mantiq seringkali juga disebut sebagai jembatan ilmu, karena dengan berlandaskan pada ilmu mantiq membuat seseorang tidak memiliki keraguan.