Mahasiswa Komunikasi Unhas Raih Juara Tiga KTI di PENA 2024 dengan Inovasi Pencegahan Deforestasi

0
45

Oleh : Satriulandari

Foto : Dokumentasi Pribadi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unhas raih juara tiga Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada ajang Pekan Nasional (PENA) 2024 dengan inovasi pencegahan deforestasi. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Bidikmisi dan KIP Kuliah (IKBIM-KIP) di Universitas Negeri Makassar, pada Kamis-Minggu (07-10/11).

Tiga mahasiswa tersebut adalah Putriana, Muhammad Akram dan Rona Kyla Averill Nainggolan. Rona dalam wawancaranya menjelaskan judul yang diangkat dalam karya tulis ilmiah tersebut adalah Skema Implementasi Pencegahan Deforestasi pada Hutan Routa Menggunakan Program CSR melalui Forest Ranger, Inovasi Teknologi Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) Berbasis Deep Learning.

Judul itu mereka angkat karena adanya aktivitas penggundulan dan pembukaan lahan yang disebut sebagai deforestasi di hutan Routa yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan perusahaan, juga kurangnya kesadaran masyarakat sekitar tentang praktik kelestarian lingkungan.

“Sebagai pihak yang menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan, perusahaan perlu mengadakan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengurangi kerusakan hutan dan menyebarluaskan pengetahuan tentang kelestarian hutan,” ujar Mahasiswa 2022 itu.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan melalui karya tulis ilmiah mereka, pengadaan program CSR akan efektif dalam menanggulangi kerusakan hutan Routa dan mendorong masyarakat yang berkelanjutan melalui keterlibatan dan kolaborasi semua pihak melalui adopsi inovasi teknologi IoT dan AI berbasis deep learning.

Rona berharap melalui karya tulis ilmiah mereka perusahaan dapat mengimplementasikan dan mengadopsi skema dan inovasi teknologi, yang dapat mendeteksi adanya aktivitas pembukaan lahan di hutan Routa. Sistem ini bekerja menggunakan teknologi IoT dengan sensor yang dapat menangkap suara dan gambar di sekitar wilayah hutan Routa.

“Setelah itu, sistem akan mengirimkan data untuk diklasifikasi oleh AI berbasis deep learning, seperti melihat skala warna HSV, mengenali wajah, dan pose. Sistem juga bekerja menggunakan aplikasi bernama Forest Ranger, yang akan memberikan notifikasi apabila sistem menemukan aktivitas deforestasi,” lanjutnya. 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here