Teks oleh Jabal RH
Ilustrasi: Nusantaranews
Dalam kehidupan yang serba cepat seperti sekarang, jangan heran bahwa perkembangan teknologi juga kian cepat. Mulai dari penemuan monumental Thomas Alfa Edison, lalu dilanjutkan penemuan komputer hingga akhirnya diciptakannya media sosial yang konon katanya diciptakan untuk memotong ruang dan waktu dalam melakukan kegiatan sosialisasi dan sebagai media komunikasi. Dalam perkembangan dunia media, perkembangan dunia media sosial merupakan sesuatu yang sangat fenomenal. Dalam kurun waktu 3,6 tahun, facebook berhasil mencapai catatan 50 juta pengguna. Hal yang sama dicapai oleh radio dalam kurun waktu 38 tahun.
Dewasa ini, media sosial yang diciptakan untuk memangkas jarak juga akhirnya berhasil memberi jarak dengan orang terdekat. Seperti sebuah prinsip filsafat dahulu, untuk mendapatkan sesuatu, kita harus mengorbankan sesuatu yang lainnya. Seperti untuk mendapatkan kesempatan berkomunikasi dengan mereka yang jauh, kita harus mengorbankan kesempatan berkomunikasi dengan mereka yang dekat.
Media sosial telah menjadi raja baru. Bukan hanya dalam bisnis internet, namun juga menjadi raja dua dunia. Dunia maya dan dunia nyata. Dalam dunia maya, media sosial merupakan hal yang paling sering diakses. Bahkan, dalam dunia nyata media sosial telah berhasil merenggut sebagian besar waktu manusia. Seakan “raja” akan mati jika tidak dilihat setiap waktu. Dengan dalih menjaga komunikasi, kita membelenggu diri kita dalam sebuah kotak dengan kaca di depannya dilengkapi lampu.
Sepulang tarawih pada malam Ramadhan, wajah para gadis begitu bercahaya, mereka asyik bermain media sosial sepanjang jalan pulang. Saat halal bi halal keluarga, semuanya khidmat tertunduk memerhatikan gadget, kalau kalau orang yang ada di sana menghubunginya. Saat menonton bersama, layar televisi seakan kalah terang dibanding cahaya gadget.
Demikianlah, tanpa sadar media sosial telah menjadi raja yang berhasil memaksa kita tanpa sadar untuk tak bisa hidup tanpa gadget, bukan tanpa gadget, melainkan tanpa media sosial. Alhasil, kehidupan manusia kini tidak dapat lepas dari media sosial, kegiatan pendidikan, kegiatan religi, kegiatan rekreasi, dan segala aspek kegiatan manusia seakan kurang afdhal jika tidak muncul di media sosial.
Manusia memang senantiasa bergerak untuk mencari hal yang mampu memudahkan kehidupan, namun pada akhirnya kemudahan malah menjadi sebuah candu yang membawa manusia kepada gerbang kerusakan individu. Hingga akhirnya, anak anak dengan mudahnya mengucapkan umpatan-umpatan kotor. Orang-orang bisa dihimpun dan didoktrin melalui sosial media. Keputusan pemerintah bisa diinterupsi dengan voting. Sungguh, media sosial telah berhasil menjadi sebuah raja dua dunia.