Teks oleh Insyirah Salsabila Alif
Foto oleh Kifo Kosmik/Asry Badawy
Kepergiaan BJ Habibie pada 12 September 2019 kemarin meninggalkan sederet prestasi yang menjadi inspirasi untuk masyarakat negeri. Rekam jejak inovasi dan prestasi itu menjadikannya Bapak Teknologi Indonesia. Hal ini dikemukakan A. Makmur Makkah dalam buku biografi yang berjudul The True Life of B.J. Habibie. Sebelum menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi selama tiga periode dari 1983-1998, Habibie terlebih dahulu mendirikan PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada 1976. Industri ini menjadi industri pesawat terbang pertama di Kawasan Asia Tenggara.
Pria bernama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie ini lahir di Kota Parepare pada 25 Juni 1936. Kota terbesar kedua di Provinsi Sulawesi Selatan itu memiliki luas wilayah 99,33 cm2 dan berpenduduk sebanyak 138.699 jiwa.
Kota ini dapat dikatakan sebagai kota dengan letak yang strategis, yaitu terletak di sebuah teluk yang menghadap ke Selat Makassar. Jalur lautnya merupakan jalur utama lalu lintas ke Sulawesi Barat, Tana Toraja, dan Palopo. Pelabuhan Nusantara yang menjadi pelabuhan terbesar di kota ini menghubungkan kota-kota di pesisir Kalimantan, Surabaya dan kota-kota pelabuhan di Indonesia bagian timur. Parepare juga merupakan pelabuhan bagi orang-orang di daerah Ajatappareng.
Sebagai kota pelabuhan, sebagian besar destinasi wisata di kota ini berpusat di daerah pantai. Salah satunya ialah Pantai Mattirotasi yang sangat cocok untuk melihat matahari terbenam. Pun ikon Kota Parepare yakni Tonrangeng River Side yang merupakan sebuah jalan menuju Rumah Sakit Tipe B. Tempat ini memiliki penerangan yang baik serta warna-warni, sehingga tidak jarang dijadikan sebagai spot foto para pengunjung.
Meskipun terletak di tepi laut, sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit. Topografi kota ini memang 85% terdiri dari wilayah perbukitan, bergelombang, dan bergunung serta selebihnya berkisar 15% topografi datar. Di bagian utara, kota ini berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang, dan di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru.
Sebagai bentuk penghargaan pemerintah Kota Parepare kepada Presiden Republik Indonesia ke-3, sebagian besar infrastruktur yang terdapat di Kota Parepare pun tidak terlepas untuk mengabadikan nama Habibie di berbagai tempat. Salah satunya bila kalian mengunjungi kota ini dari arah Kabupaten Barru, maka kalian akan melihat sebuah gapura megah berwarna hijau yang bertuliskan “Di Kota Ini Lahir Pemimpin Bangsa Presiden III, Prof. Dr. ING. Bacharuddin Jusuf Habibie” guna menunjukkan betapa bangganya kota ini menjadi saksi hadirnya sosok yang sangat berpengaruh di Indonesia dan di dunia.
Selain itu, berbagai tempat di Kota Parepare memakai nama Habibie dan Habibie Ainun di dalamnya. Sebut saja Monumen Patung Cinta Habibie-Ainun yang terletak di pusat kota, tepatnya di alun-alun Kota Parepare. Patung ini memperlihatkan Habibie dengan sang istri sedang bergandengan tangan dengan senyum merekah. Ada ratusan pengunjung yang datang dari dalam maupun luar Parepare hanya untuk sekadar mengabadikan momen di depan monumen. Di monumen ini juga terdapat beberapa potret kebersamaan pasangan cinta sejati itu yang sangat romantis.
Kota ini juga indah dengan terjaganya kebersihan di setiap sudut kota. Tak heran apabila Parepare dijadikan sebagai Kota Adiwiyata. Pada malam hari, kota ini akan nampak lebih indah dan semarak berkat banyaknya penerangan berupa lampu warna-warni di setiap pinggir jalan. Utamanya saat malam minggu, alun-alun kota akan dipadati oleh berbagai pengunjung, baik yang sekadar duduk bercengkrama di bangku Lapangan Andi Makkasau sambil jajan streetfood, maupun menaiki becak mobil warna-warni yang tak kalah kerennya dengan yang terdapat di Kota Jogja.
Referensi:
Makmur Makkah. 2008. The True Life of Habibie: Cerita di Balik Kesusksesan. Pustaka Iman. Jakarta.
Pemerintah Kota Parepare. Diakses pada 19 September 2019, https://pareparekota.go.id/