Makassar, Baruga – Massa aksi dalam Peringatan May Day atau hari buruh Internasional di Kota Makassar, Sulawesi Selatan diwarnai dengan orasi-orasi oleh berbagai aliansi yang di dalamnya tergabung kaum buruh, pekerja pabrik, dan mahasiswa pada Senin 1 Mei 2018.
Peringatan hari buruh kota Makassar kali ini dipusatkan dilima titik aksi. Dibawah jembatan layang Jl. Urip Sumohardjo (Flyover), Monumen Mandala, Jl. Penghibur, Kawasan Industri Kima, dan Perlimaan Underpass Bandar Udara Sultan Hasanuddin.
Tuntutan demi Tuntutan terus disuarakan oleh massa aksi, salah satunya oleh Solidaritas Pemuda Mahasiswa dan Buruh Terigu (Semut). “Cabut PP NO.78 tahun 2005 tentang pengupahan, cabut PERPRES NO.20 tahun 2018, Hapuskan Outsourching, Stop pelarangan berserikat dalam pabrik, Kembalikan Hak Kerja 130 pekerja yang di PHK sepihak oleh PT. EASTERN PEARL FLOUR MILLS (PABRIK TERIGU). Inilah yang terus kita advokasi sampai sekarang dan semoga menjadi momentum wadah perjuangan kaum buruh” Seperti yang dikatakan Dany Febrianty Malik salah satu massa aksi aliansi Semut dalam tuntutannya.
Pada pelaksanaan May Day kali ini polda sulsel dan polrestabes makassar menyiapkan 5000 personil untuk pengamanan, 3000 diturunkan dilima titik aksi, sedangkan 2000 lagi sebagai pasukan cadangan. Personil bertugas untuk melayani aliansi kaum buruh yang setiap tahun diperingati, semoga peringatan hari ini berjalan tertib dan aman, aksi pada hari ini dibatasi hingga pukul 18.00. Ujar Kombespol Dicky Sondati yang juga sebagai Kabid Humas Polda Sulsel.
Dalam aksi hari ini sempat terjadi sedikit keributan massa aksi dengan pihak kepolisian di bawah flyover. Berikut keterangan pihak yang tertangkap dalam aksi “Penangkapan dipicu provokasi pihak kepolisian yang berlebihan dalam menangani massa yang membawa peralatan aksi, padahal tadi tidak ada indikasi mau membuat aksi ribut” Ujar Abdul Gafur (22) Sekertaris Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrat (LMND).
sementara itu AKBP Anwar mengatakan bahwa pengamanan itu kepentingan situasional dilapangan, karena terjadi keributan, maka massa yang membawa peralatan aksi di amankan, setelah diamankan diperiksa dan dites urin. Hasil tesnya menunjukkan 1 diantara 3 massa yang diamankan terindikasi positif, namun keterangannya karena telah meminum obat sakit kepala, nanti kita akan tes lanjutan untuk indikasinya, tambahnya.
Menjadikan may day sebagai momentum perjuangan kaum buruh untuk mendapatkan hak-haknya, dan menghapus regulasi pemerintah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada, harap Andi Etus (kordinator lapangan Aliansi Semut) dalam aksinya. (HA)