Makassar Biennale 2023 mengadakan Simposium bertajuk “Seni, Pendidikan, dan Gerakan Warga” yang dilaksanakan di Aula Prof Syukur Abdullah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Hasanuddin (Unhas), Sabtu-Minggu (09-10/09/2023).
Acara ini merupakan program Makassar Biennale yang senantiasa hadir untuk mempertemukan akademisi dan praktisi seni budaya yang ahli di bidangnya. Para pakar diundang untuk berdialog bersama peserta tentang isu-isu yang berkenaan dengan tema kegiatan.
Kegiatan ini juga menghadirkan seniman-seniman nasional Indonesia, Sri Wahyaningsih, Moelyono, Wicaksono Adi, Neni Muhidin Ridwan Alimuddin, dan Ryan Tans Nurjannah Abdullah SIP MA sebagai pemateri.
Sri Wahyaningsih mengatakan bahwa ia menyambut baik final Makassar Biennale 2023 di kota ini. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bahan bagi para seniman untuk melakukan perkembangan di tengah masyarakat.
“Jadi bagaimana peran-peran seniman untuk perkembangan di daerah Makassar khususnya dan untuk Indonesia pada umumnya,” ujar Sri Wahyuningsih, Sabtu (09/09).
Pada kesempatan yang sama, Panitia Simposium Biennale 2023, Winarni Syahruddin menjelaskan dalam menyiapkan acara ini, tim panitia melakukan diskusi bersama para panelis untuk menyatukan pandangan dan gagasan.
“Persiapannya tentunya akan di briefing dulu oleh tim acara kemudian ada sedikit diskusi-diskusi dengan pembicara lainnya untuk menemukan, untuk menyatukan pandangan dan gagasan bahwa apa yang akan dibicarakan nantinya,” ucap Winarni.
Lebih lanjut, Winarni menuturkan bahwa acara makassar Biennial 2023 ini harus dihadiri karena akan ada rangkaian kegiatan yang bermanfaat. Dengan begitu, peserta bisa menambah wawasan mengenai seni.
“Teman-teman harus datang ke Makassar Biennale tahun 2023 karena terdapat banyak kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan tentunya membuka cakrawala berpikir teman-teman mengenai seni itu sendiri,” tandasnya.