Teks oleh Sukma Agustiani
Foto: Food and Agricultural Organization of United Nations
Tak terasa bulan suci Ramadhan 1440 H telah berakhir. Berakhirnya bulan ramadan kemudian menandai datangnya Hari Idulfitri. Kaum muslim dari berbagai dunia bersukacita merayakan momentum hari kemenangan in. Salah satunya dengan berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Tak heran orang-orang menyiapkan berbagai makanan dan minuman untuk disajikan.
Beragam jenis makanan tersebut diantaranya ketupat, rendang, opor ayam, dan masih banyak lagi. Tak ketinggalan pula minuman dan aneka kue yang turut memeriahkan momentum hari lebaran. Berbagai sajian menu yang dihidangkan ini dapat turut berkontribusi sebagai penyumbang limbah makanan apabila terjadi kelebihan penyediaan porsi. Hal ini dibuktikan dengan data yang diperoleh oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang menunjukkan jumlah produksi sampah makanan warga ibukota meningkat 10% di penghujung ramadan hingga memasuki lebaran.
Selain itu, bentuk-bentuk pengelolaan dan cara penyimpanan juga menjadi penyebab kemungkinan dibuangnya sisa makanan. Padahal limba jenis ini dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), emisi limbah makanan terhadap pemanasan global hampir setara (87%) terhadap emisi transportasi jalanan secara global. Lebih jauh lagi, ada 3,3 milyar ton gas karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh sampah makanan setiap tahunnya.
Dikutip dari data Badan Pusat Statistik, Indonesia sendiri memproduksi 13 juta ton sampah makanan dalam setahun. Sedangkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO Indonesia) menunjukkan angka yang lebih besar yakni mencapai 21 juta produksi sampah makanan setiap tahun.
Ada berbagai macam solusi yang bisa ditempuh guna meminimalisir sampah sisa makanan, khususnya saat lebaran. Diolah dari Huffington Post, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Rencanakan Porsi
Bagi kita, pemilik rumah yang akan didatangi oleh sanak keluarga dan kerabat, ada baiknya merencanakan atau menaksir berapa banyak yang akan datang lalu menentukan porsi makanan yang akan dibuat. Sehingga dapat menghindari porsi makanan terlalu banyak dan akhirnya terbuang.
Untuk kita yang menjadi tamu, ada baiknya mengambil porsi yang secukupnya. Menjadi bijak terhadap makanan yang dikonsumsi merupakan perilaku kontrol diri masing-masing individu. Terkadang kita sering mengonsumsi makanan secara berlebihan melewati batas yang sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh. - Simpan Sisa Makanan
Jika telah merencanakan porsi namun masih juga meninggalkan sisa, baiknya sisa makanan disimpan dengan baik. Gunakan tempat makan yang steril dan letakkan di dalam kulkas agar tidak cepat basi. Perlu diingat bahwa setiap makanan memiliki jangka waktu berbeda sebelum tidak lagi layak konsumsi, umumnya masih aman dimakan di bawah dua hari. - Kreatif
Makanan yang tersisa dapat dimasak lagi dan dikreasikan menjadi masakan baru. Contohnya ayam goreng yang disimpan besok paginya bisa dimasak menjadi campuran dari nasi goreng. - Selamatkan Sisa Makanan
Jika sisa makanan terlalu banyak, ia bisa diselamatkan oleh organisasi pengumpul makanan yang akan langsung mereka salurkan kepada mereka yang membutuhkan Contoh organisasi penyalur sisa makanan di Indonesia ialah Food Bank dan Food Cycle.
Untuk itu, marilah menjadi lebih bijak terhadap makanan yang dikonsumsi. Selain turut berkontribusi terhadap lingkungan, hal ini juga dapat menghindarkan kita dari perilaku mubazir. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra ayat 27 yang berarti sesunggunya orang-orang yang boros (mubadzir) itu adalah saudara syaiton dan sesungguhnya syaiton itu sangat ingkar kepada Tuhannya.