Hero Jaman Now

0
591

Teks oleh Jabar Rachmat Hidayatullah

 

Ketika kita sadar bahwa kita adalah seorang manusia yang kemudian hari bakal menjadi dewasa. Impian kita sederhana, ingin mengubah dunia. Ya, kita pernah bermimpi seperti itu, hingga akhirnya kenyataan hidup menampar dan membangunkan kita. Hidup tidak sesederhana pikiran kita dahulu, lalu kita pun menata kembali impian – impian yang menurut kita mampu untuk kita wujudkan.

Mari kita merenungkan kembali, apa hal terkeren yang muncul di pikiran kita? Jawabannya adalah menjadi seorang pahlawan. Dengan konotasi yang berbeda beda tentunya. Entah itu dengan menjadi Power Ranger yang menyelamatkan warga kota, entah dengan menjadi Captain Tsubasa yang bisa overhead kick sambil membaca teks satu paragraf lalu mencetak gol untuk bisa mengangkat piala dunia, entah dengan menjadi Detective Conan yang berani mengungkap kebenaran meski di dalam tubuh kecilnya, atau bahkan menjadi Son Goku yang dengan gagah beraninya bertarung dan mendapatkan bola legendaris nan sakti.

Demikian sedikit banyak gambaran masa kecil kita tentang pahlawan. Meski di dalam KBBI pahlawan berarti orang yang menonjol karena keberaniannya. Kita tetap percaya, bahwa percaya bahwa pahlawan adalah orang yang bisa melakukan “sesuatu yang bermanfaat”. Meski sekarang, bagi kids jaman now pahlawan adalah orang – orang yang mempengaruhi hidup mereka dengan memberikan mereka cahaya ke mana mereka akan mengarahkan hidup mereka. Tidak peduli kadar pengaruhnya ke lingkungan sekitar.

Layaknya cahaya, makna dari pahlawan juga mengalami difraksi. Bagi setiap orang, definisi pahlawan itu adalah relatif. Kita bisa melihat orang tua kita adalah pahlawan terkeren di dunia ini, bagi sebagian orang pahlawan yang menyelamatkan hidup mereka adalah para youtuber yang memberikan mereka hiburan di kala kehidupan bagi mereka begitu berat. Kita begitu banyak mengidolakan orang – orang yang menurut kita mereka adalah pahlawan yang harus diteladani. Namun, tidak kah kita berpikir untuk menjadi pahlawan jua? Tidak kah kita berpikir untuk sedikit mencoba mewujudkan impian di saat kita masih jujur dengan apa yang kita lihat?.

Hero jaman now, demikian frase yang sedikit dipaksakan untuk menyesuaikan tren sekarang. Dengan bercermin pada budaya barat, anak kita seakan kehilangan arah untuk menentukan kemana kita berkiblat. Bahkan mungkin bagi kita, hero hanya sebatas karakter karakter fiktif yang ada di dalam game MOBA yang sedang jadi hits. Kita tak pernah mencoba belajar dari Andi Hilmy Mutawakkil, Ricky Elson, Bayu Gale ataupun Ananda Marissya. Kita terlalu terfokus untuk berpikir apa yang kita lakukan untuk bisa mengisi dompet kita tanpa pernah bertanya, piring siapa yang kita pecahkan hari ini. Bagi sebagian dari kita, orang – orang yang mencoba untuk menerabas hutan lalu sedikit berbincang dengan orang rimba adalah konyol, tapi siapa sangka, bagi orang rimba orang orang yang kita sangkakan konyol tadi adalah seorang pahlawan.

Makna pahlawan mungkin telah bergeser, namun maknanya dalam kamus bahasa inggris tetap sama, pahlawan adalah hero dan patriot. Lantas bila kita gabungkan dan serap dua kata tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Hero memang bermakna pahlawan dalam kamus kita. Namun patriot adalah pembela tanah air. Pembela tanah air dewasa ini tidak hanya soal mengangkat bambu runcing. Pahlawan jaman now bisa berarti banyak, asal tidak keluar dari frase orang yang menonjol karena keberaniannya. Tidak peduli sekecil apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain. Namun ketika kita mampu menyentuh sedikit saja dari inti hati nurani orang lain, maka percayalah, anda adalah seorang pahlawan bagi mereka. Sesederhana itu, kita mencoba untuk berani melawan ego kita untuk bisa sedikit saja peduli kepada orang lain, lingkungan, dan Negara kita.

Ya, kita harus berani untuk menasbihkan diri menjadi seorang pahlawan. Berani menendang bola ke gawang untuk mencetak gol kemenangan mesti harus membaca satu paragraf teks, berani mengungkapkan kebenaran meskipun berada dalam tubuh kecil, berani menghadapi gorgon yang mengganggu kepentingan orang banyak. Hingga akhirnya kembali lagi pada sebuah objek, orang banyak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here