Penulis: Diana Islamiati Munandar
Foto: Kifo Kosmik/Asry Badawi
Iduladha atau yang dikenal sebagai Lebaran Haji ataupun Hari Raya Kurban merupakan salah satu hari raya besar bagi umat Islam. Hari Raya Iduladha sendiri dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul bersama di suatu lapangan atau masjid untuk menunaikan salat id kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban.
Penyembelihan hewan kurban memiliki makna dan pesan yang mendalam. Sebagaimana ketakwaan Nabi Ibrahim tatkala diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putra nya Nabi Ismail – anak semata wayang Nabi Ibrahim yang telah lama dinantikannya. Saat itu Nabi Ibrahim telah memantapkan niatnya dan nyaris menggerakkan pisau di leher Ismail, tiba-tiba Allah berseru dengan firmannya menyuruh untuk menghentikan perbuatannya dan tidak perlu diteruskan pengorbanan terhadap anaknya. Allah telah meridai mereka yang memasrahkan tawakalnya kepada Allah. Sebagai imbalan keihklasan, Allah mencukupkan dengan penyembelihan seekor kambing sebagai korban (diterangkan dalam Al-Quran surat As-Saffat ayat 107-110).
Peristiwa yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dapat kita maknai sebagai pesan yang mengandung pembelajaran di kehidupan kita dalam beberapa hal. Pertama adalah tentang ketakwaan. Ketakwaan kita diuji pada saat kita mampu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Keteguhan dan kesabaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail perlu kita tiru. Mereka mampu menjalankan perintah Allah walaupun dengan mengorbankan anaknya yang telah lama diinginkannya. Sedangkan kita yang diwajibkan salat lima waktu dalam sehari masih sering lalai dalam melaksanakannya. Kita sebagai umat Islam harus mampu menjaga dan meningkatkan ketakwaan iman, salah satu caranya adalah dengan meniru kisah-kisah mulia para nabi.
Makna berikutnya adalah perihal melempar jumrah. Ketika Nabi Ibrahim dan Ismail siap untuk melaksanakan perintah Allah, datanglah setan yang berniat menganggu mereka dengan membisikkan kata – kata yang kiranya mampu menggoyahkan keteguhan Nabi Ibrahim, Ismail dan Hajar (Istri Nabi Ibrahim). Namun karena keteguhan dan kesiapannya, Nabi Ibrahim mengambil batu lalu mengucapkan “Bismillah allahu akbar.” Batu itu kemudian dilemparkan ke arah nya. Keteguhan Nabi Ibrahim dan keluarga nya mendapatkan pujian dari Allah, sehingga peristiwa tersebut diabadikan dan dilakukan bagi setiap jemaah haji di tanah suci.
Makna ketiga adalah tentang menjaga silaturahmi dan menjalin hubungan dengan sesama. Pada saat Hari Raya Idul Adha, terdapat tradisi mengunjungi sanak saudara. Kita berkumpul bersama dan bercengkrama dengan keluarga maupun tetangga. Hal itu mempererat hubungan kita dengan sesama kita, terlebih lagi kita saling tolong-menolong dalam melakukan proses penyembelihan.
Dengan demikian, dibalik perayaan Hari Raya Iduladha terdapat banyak makna yang mampu kita ambil manfaatnya. Mengingatkan kita bahwa segalanya hanya milik Allah, dan yang ada pada kita saat ini hanyalah titipan sementara. Kita berharap dengan perayaan Hari Raya Iduladha ini mampu meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita serta memberikan kita keberkahan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.