Etika Berkendara, Hal-hal yang Kadang Diabaikan

0
1039

Teks dan Ilustrasi oleh Teguh Ardiansyah

Etika sangatlah penting bagi setiap orang di manapun dia berada, termasuk etika berkendara. Etika berkendara ini seringkali dianggap sepele bahkan diabaikan. Padahal dalam berkendara, memahami apa yang baik dan buruk demi menghargai hak dan kewajiban menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan. Etika berkendara ini ada demi keamanan diri sendiri maupun pengendara lain.

Berikut beberapa etika berkendara yang yang dapat diperhatikan saat melalui jalan protokol, alternatif ataupun jalan kecil (lorong).

  • Jangan menyalakan lampu utama di jalan kecil (lorong)

Sebenarnya untuk kasus ini tergantung kondisi lorong yang dilewati. Apabila terdapat kerumunan, alangkah baiknya mematikan lampu utama. Menyorot langsung ke arah kerumunan tersebut merupakan tindakan yang dapat menganggu kenyamanan.

  • Membuang air liur di jalan

Perilaku ini mengesampingkan hak-hak pengendara lain serta menggugurkan norma dan nilai di masyarakat. Jadi berhenti meludah saat berkendara, ya.

  • Membuang sampah

Tidak jauh berbeda dengan meludah, membuang sampah dengan sembarangan ke jalan bukanlah perilaku terpuji. Hal itu membuktikan kurangnya rasa peduli dalam diri, baik itu rasa peduli terhadap sesama maupun terhadap lingkungan.

  • Penggunaan klakson

Membunyikan klakson saat berkendara merupakan bentuk komunikasi, tanda darurat, dan peringatan lainnya. Namun membunyikan klakson tidak boleh dilakukan sembarangan. Termasuk di saat lampu lalu lintas baru saja berwarna hijau, sekalipun dalam keadaan terburu-buru. Peraturan penggunaan klakson bahkan diatur secara resmi dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2012 pasal 69, yang berbunyi: “Agar tidak menimbulkan polusi suara dan diterima dengan bagus oleh indera dengar manusia, kekuatan bunyinya pun harus sesuai dengan aturan yakni paling rendah 83 desibel dan paling tinggi 118 desibel.”

  • Pengunaan kaca spion

Etika ini lebih ditekankan untuk pengendara motor di siang hari. Sebaiknya, posisi kaca spion yang diatur untuk melihat kondisi jalan atau pengendara yang berada di belakang, tidak sejajar dengan bagian wajah pengendara. Inipun tergantung skala jarak antara Anda dan pengendara di belakang. Sebab, sinar matahari dapat memantulkan cahaya dari kaca spion Anda ke pengendara lain. Hal ini akan sangat merugikan bahkan membahayakan. Sebaiknya, posisi kaca spion diatur untuk melihat ke arah body motor. Artinya, kaca spion diatur untuk melihat pengendara yang tidak jauh dari anda.

  • Mendahulukan pengendara lain

Cobalah untuk bijak dengan memberikan jalan bagi pengendara lain yang ingin memutar arah, berbelok atau menyebrang. Hal ini dapat dilakukan dengan menunggu 10 detik terlebih dahulu sembari memberikan kesempatan pengendara lain sebelum akhirnya diberikan jalan. Perilaku ini juga dapat menumbahkan sikap peduli dan menekan resiko kecelakaan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here